Suara.com - Perusahaan kripto asal Amerika Serikat, Three Arrows Capital (3AC) resmi bangkrut usai sebelumnya CEO Su Zhu mendadak hilang dari media sosial dan menghapus sejumlah informasi kripto di akun miliknya.
Untuk diketahui, 3AC termasuk salah satu perusahaan hedge fund kripto terbesar yang mengelola dana sekitar US$10 milyar saat usaha mereka memimpin lini kripto.
Perusahaan ini juga memiliki portofolio di sejumlah proyek kripto diantaranya Aave, Avalanche, Polkadot, Solana, Terra dan lainnya.
Kebangkrutan 3 AC jadi kabar buruk untuk pasar kripto setelah sejelumnya Celcius Network mengalami masalah serupa dan kasus anjloknya nilai Terra LUNA.
Baca Juga: 5 Negara yang Terancam Bangkrut Jika Nilai Bitcoin terus Anjlok
Mengutip informasi yang disampaikan Ethereum World News, 3AC telah menyatakan kebangkrutannya untuk menghindari likuidasi terhadap aset-asetnya oleh pengadilan kepulauan Virgin, Inggris.
Pengajuan tersebut juga datang seminggu setelah pengadilan tersebut memerintahkan 3AC untuk dilikuidasi. Keruntuhan nilai Terra jadi penyebab utama 3AC kehilangan aset mereka sampai akhirnya benar-benar tidak mampu bertahan.
Juni lalu, mereka gagal menutupi beberapa posisi margin call, yang akhirnya memaksa perusahaan melikuidasi kepemilikkan Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH) mereka.
Terkait pinjaman kripto, 3AC telah gagal membayar hutangnya terhadap Voyager Digital, yang menjadi cikal bakal perintah likuidasi dari pengadilan kepulauan Virgin.
Blockchain Media melaporkan, selama enam bulan pertama tahun 2022, industri kripto benar-benar mengalami masa suram dengan sejumlah masalah. Dampaknya, pasar kripto mulai ditinggalkan investor.
Baca Juga: Korea Utara Jadi Negara Penyumbang Aksi Kejahatan Kripto Terbanyak di Dunia
Meski demikian, investor diklaim tetap menganggap kripto sebagai salah satu pilihan investasi terbaik sembari menantikan kebijakan bank sentral AS yang menjadi faktor pemicu selera risiko pada investor.