Suara.com - Mahalnya harga komoditas global, seperti harga energi dan pangan membuat pemerintah memprediksi kebutuhan anggaran belanja negara bakal meningkat hingga Rp3.169 triliun hingga akhir tahun ini.
Jumlah itu jauh bertambah dari target awal di APBN pada awal tahun Rp2.714 triliun. Kemudian, target dalam APBN direvisi dalam Peraturan Presiden 98 Tahun 2022 menjadi Rp3.106 triliun.
"Total belanja negara tahun ini bisa mencapai Rp 3.169 triliun," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani saat rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Jumat (7/1/2022).
Menurutnya kenaikan belanja negara ini disebabkan adanya penambahan anggaran, terutama untuk belanja subsidi dan kompensasi yang meningkat hingga Rp520 triliun tahun ini.
Baca Juga: Pendapatan Negara Capai Rp1.317,2 triliun, Melesat Jauh Dibanding 2021
Pemerintah kata dia tidak memilih menaikkan sejumlah harga energi seperti BBM, LPG, hingga tarif listrik.
"Jauh lebih besar dari APBN di awal. Ini cerita tadi berikan selimut atau bantalan untuk melindungi masyarakat dari guncangan," katanya.
Sri Mulyani memperkirakan hingga akhir tahun jumlah subsidi meningkat menjadi Rp284 triliun. Padahal target belanja subsidi pada APBN di awal tahun sebesar Rp207 triliun.
Kenaikan paling tinggi terjadi pada anggaran belanja kompensasi BBM dan listrik. Sampai akhir tahun, Sri Mulyani bilang untuk biaya kompensasi energi pemerintah akan mengeluarkan anggaran hingga Rp293 triliun. Padahal, pada awal tahun anggaran belanja kompensasi pada APBN hanya mencapai Rp18,5 triliun.
"Subsidi melonjak hingga Rp284 triliun. Kemudian kompensasi sangat tinggi, meningkat menjadi Rp293 triliun dari yang tadinya hanya Rp18 triliun," kata dia.
Baca Juga: Keuangan Garuda Diujung Tanduk Gegara Utang, Suntikan PMN Rp7,5 Triliun Kapan Cair?