Suara.com - Kripto dengan pasar terbesar, Bitcoin kembali turun 6,1 persen menjadi 18.866,77 dolar AS pada Jumat (1/7/2022) pagi, yang membuatnya turun 1.226,41 dolar AS dari penutupan sebelumnya dan terpuruk 60,9 persen dari tertinggi tahun ini di 48.234 dolar AS pada 28 Maret.
Dipastikan, hingga kini tidak sedikit para trader mauoun investor BTC yang masih merugi karena BTC berada di level 20.000 dolar AS. Bahkan, beberapa menjual kepemilikan mereka guna memenuhi margin call dan menutupi kerugian.
Sementara, Ether, koin yang terhubung ke jaringan blockchain ethereum, merosot 7,5 persen menjadi 1.016,08 dolar AS pada Kamis (30/6/2022), kehilangan 82,38 dolar AS dari penutupan sebelumnya.
Kedua aset digital itu telah tertekan sejak pemberi pinjaman yang berbasis di AS Celsius Network bulan ini mengatakan akan menangguhkan penarikan. Bitcoin dan ether selanjutnya diguncang oleh kebangkrutan dana lindung nilai kripto Three Arrows Capital, yang dikatakan oleh seseorang yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters telah memasuki likuidasi.
Baca Juga: Kata Kunci terkait Kematian Bitcoin Paling Banyak Dicari di Google
Banyak masalah di industri tersebut baru-baru ini dapat ditelusuri kembali ke keruntuhan spektakuler yang disebut stablecoin (mata uang kripto yang dibuat untuk menawarkan harga yang stabil dan didukung oleh aset cadangan) TerraUSD pada Mei, yang membuat stablecoin kehilangan hampir semua nilainya, bersama dengan token pasangannya.