Ekonomi Global Diguncang Ketidakpastian, OJK Klaim Stabilitas Keuangan Masih Terjaga

Rabu, 29 Juni 2022 | 18:23 WIB
Ekonomi Global Diguncang Ketidakpastian, OJK Klaim Stabilitas Keuangan Masih Terjaga
Ekonomi Global Diguncang Ketidakpastian, OJK Klaim Stabilitas Keuangan Masih Terjaga. [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan kinerja sektor jasa keuangan dalam kerangka stabilitas sistem keuangan masih terjaga dengan baik. Meski saat ini dinamika ekonomi global dan perkembangan geopolitik yang penuh ketidakpastian.

Dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK menyebutkan fungsi intermediasi perbankan pada Mei 2022 tercatat meningkat, dengan kredit tumbuh 9,03 persen yoy didorong peningkatan pada kredit UMKM dan ritel.

"Mayoritas sektor utama kredit mencatatkan kenaikan dengan kenaikan terbesar pada sektor manufaktur sebesar 12,4 persen mtm dan sektor perdagangan 12,1 persen mtm. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Mei 2022 mencatatkan pertumbuhan 9,93 persen yoy, didorong oleh kenaikan giro," ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam keterangannya, Rabu (29/6/2022).

Di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB), OJK mencatat penghimpunan premi sektor asuransi meningkat dengan penghimpunan premi Asuransi Jiwa bertambah Rp9,4 triliun, serta Asuransi Umum bertambah Rp13,1 triliun.

Selain itu, FinTech peer to peer (P2P) lending pada Mei 2022 mencatatkan pertumbuhan outstanding pembiayaan tumbuh 84,7 persen yoy, meningkat Rp1,49 triliun, dengan pembiayaan hingga Mei 2022 menjadi Rp40 triliun.

Sementara itu, piutang pembiayaan tercatat tumbuh 4,5 persen yoy pada Mei 2022 Rp379 triliun.

"RDKB juga mencatat perekonomian global masih menghadapi tingkat inflasi yang persisten tinggi karena tekanan global supply chain akibat konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Tiongkok," kata Anto.

Di tengah perkembangan tersebut, OJK mengungkakan, pasar saham Indonesia terpantau terkoreksi. Terkoreksinya pasar saham Indonesia seiring dengan capital outflow di mayoritas negara berkembang sebagai bentuk risk off investor merespons peningkatan suku bunga acuan The Fed 75 bps pada Juni 2022.

Hingga 24 Juni 2022, IHSG tercatat melemah 1,5 persen mtd ke level 7.043 dengan non residen mencatatkan outflow Rp3,59 triliun. Sementara di pasar SBN, non residen mencatatkan outflow Rp 12,4 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN naik 5,2 bps mtd pada seluruh tenor. Penghimpunan dana di pasar modal hingga 28 Juni 2022 tercatat Rp102,9 triliun, dengan emiten baru tercatat sebanyak 22 emiten.

Baca Juga: KASN Tangani Kasus Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Palu

Sementara, profil risijo jasa keuangan pada Mei 2022 masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan tercatat 0,85% (NPL gross, 3,04 persen) dan rasio NPF Perusahaan Pembiayaan tercatat 2,8 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI