Suara.com - Belakangan ini Amerika Serikat dan Uni Eropa melancarkan tuduhan terhadap Federasi Rusia sebagai dalang dari potensi krisis pangan dan energi dunia khususnya di Uni Eropa mendapat respon dari Presiden Pemuda Asia Afrika (Asian African Youth Government-AAYG) Respiratori Saddam Al-Jihad.
Berdasarkan kajian, Saddam menegaskan Uni Eropa telah melakukan propaganda negatif dalam rangka menghancurkan nama baik Rusia di mata internasional.
Menurutnya, apa yang disampaikan oleh Uni Eropa hanyalah sebuah mitos belaka atau bertolak belakang dari yang sebenarnya, dan setidaknya ada 8 poin mitos yang disebarkan Uni Eropa.
“Pertama, operasi Militer Khusus Angkatan Bersenjata Federasi Rusia di Ukraina dan Donbass mengancam pasokan pangan dunia. Padahal sebelumnya PBB telah menginformasikan tentang risiko krisis pangan dunia dua tahun yang lalu, bahkan harga tertinggi produk-produk pertanian sudah dicatat pada tahun 2020 dan bukan gara-gara Operasi Militer Khusus,” tuturnya.
Saddam melanjutkan bahwa indeks harga pangan FAO naik 50% pada 2019—2022, sesuai dengan informasi bursa harga gandum naik 25% pada tahun 2021. Menjelang bulan Februari 2022 harganya 31—62% lebih tinggi dibanding harga rata-rata selama 5 tahun terakhir. Harga jagung naik 162% selama 2 tahun terakhir, dan Brassica napus naik 175%.
Selanjutnya, Uni Eropa menuduh Rusia menduduki Ukraina dan mengebom tanah pertaniannya dan melakukan kampanye bahwa penanaman di Ukraina pada tahun 2022 berada di bawah ancaman.
Sebenarnya, ia menegaskan tujuan operasi Rusia adalah melindungi warga sipil Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk dari ancaman nyata batalion-batalion sukarelawan neo-Nazi.
“Mitos Uni Eropa tersebut dapat dibantah dengan pemerintah Kyiv mengonfirmasi bahwa kampanye penanaman pada tahun ini berlangsung di semua wilayah Ukraina. Bahkan perdana menteri Ukraina Denis Shmygal’ pada 11 Mei, 2022 mengakui “meski ada kesulitan yang semua ketahui” para petani Ukraina “memenuhi tugasnya”, ujar Saddam.
Mitos ketiga adalah Rusia sengaja menghancurkan sektor pertanian Ukraina, termasuk mesin pertanian, tempat penyimpanan biji dan infrastruktur sesuai. Saddam melanjutkan bahwa Komisi Eropa serta lembaga-lembaga Ukraina yang mengedepankan tuduhan tersebut tidak memberikan bukti dokumen apa pun, termasuk foto dan video.
Baca Juga: Jokowi Temui Pemimpin Rusia dan Ukraina, Tawarkan Usulan Koridor Pangan
“Mitos selanjutnya, yaitu Rusia memblokir pasokan biji-bijian melalui Laut Hitam. Namun faktanya, malah pemerintah Ukraina yang menghalangi kedatangan dan keluar kapal dagang dari/ke pelabuhan-pelabuhan di pesisir Laut Hitam Ukraina,” katanya.