Suara.com - Pemegang kebijakan Federal Reserve pada Selasa (28/6/2022) kemarin berjanji segera menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menekan inflasi, sembari mencegah kekhawatiran biaya pinjaman yang lebih tinggi yang akan memicu penurunan tajam.
"Banyak yang khawatir bahwa Fed mungkin bertindak terlalu agresif dan mungkin mendorong ekonomi ke dalam resesi," kata Presiden Fed San Francisco Mary Daly dalam sebuah wawancara di LinkedIn.
"Saya sendiri khawatir jika tidak terkendali, inflasi akan menjadi kendala dan ancaman utama bagi ekonomi AS dan ekspansi yang berkelanjutan," ujarnya lagi.
The Fed saat ini menghentikan kekhawatiran itu dengan menaikkan suku bunga untuk mendinginkan permintaan.
"Kami sedang bekerja ke arah itu secepat mungkin, dan mudah-mudahan orang Amerika di mana pun akan mulai melihat sedikit kelegaan di dompet mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa dia memperkirakan ekonomi akan melambat tetapi tidak berhenti tumbuh.
The Fed awal bulan ini menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase -- kenaikan suku bunga terbesar sejak 1994 -- ke kisaran 1,5 persen -1,75 persen untuk memerangi inflasi yang berada pada level tertinggi 40 tahun. Daly pekan lalu mengatakan dia yakin kenaikan suku bunga 75 basis poin lagi bulan depan akan dijamin, meskipun pada Selasa (28/6/2022) dia tidak ditanya secara khusus tentang pertemuan Juli.
Presiden Bank Federal Reserve New York John Williams juga mengatakan dia melihat perlunya bertindak tegas untuk mengekang inflasi.
"Kita perlu bergerak cepat," kata Williams dalam sebuah wawancara di CNBC. "Dalam hal pertemuan kami berikutnya, saya pikir 50 (basis poin) atau 75 jelas akan menjadi perdebatan."
Baik Daly maupun Williams mengatakan mereka memperkirakan tingkat pengangguran naik beberapa persepuluh poin persentase, dari level 3,6 persen saat ini, tetapi mereka berdua mengatakan pasar tenaga kerja kuat dan ekonomi memiliki momentum yang cukup sehingga mereka tidak memperkirakan resesi.
Baca Juga: Jaga Inflasi Jelang Idul Adha, Tiga Komoditas Ini Perlu Jadi Perhatian
Dalam esai yang diterbitkan Selasa (28/6/2022), Presiden Fed St. Louis James Bullard menunjuk dua contoh masa lalu pada tahun 1983 dan 1994, ketika Fed menaikkan suku bunga tetapi tidak memicu resesi, dan mengatakan bank sentral harus mengikuti contoh itu.