Perkuat Likuiditas, BI Kerja Sama RMBLA Dengan Bank Sentral Negara Lain

Minggu, 26 Juni 2022 | 12:38 WIB
Perkuat Likuiditas, BI Kerja Sama RMBLA Dengan Bank Sentral Negara Lain
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia dan Bank for International Settlement (BIS), bersama dengan bank sentral negara lain menandatangani kerja sama Renminbi Liquidity Arrangement (RMBLA) yang diinisiasi oleh BIS, organisasi internasional kerja sama antara bank sentral.

Adapun bank sentral tersebut di antaranya, Bank Negara Malaysia (BNM), Hong Kong Monetary Authority (HKMA), Monetary Authority of Singapore (MAS), Central Bank of Chile, dan People's Bank of China (PBC).

"Kerja sama RMBLA akan menjadi salah satu penopang likuiditas yang dapat dimanfaatkan ke depan pada saat terjadi volatilitas di pasar keuangan," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam keterangannya, Minggu (26/6/2022).

Dia menjelaskan, RMBLA dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan likuiditas kepada bank sentral yang berpartisipasi dari kawasan Asia-Pasifik melalui skema reserve pool.

Baca Juga: BI Beberkan Strategi Cegah Kejahatan Siber di Ekosistem Ekonomi Digital

Setiap bank sentral yang berpartisipasi akan memberikan kontribusi minimum sebesar RMB 15 miliar atau ekuivalen dalam dolar AS, dan ditempatkan di BIS.

"Kerja sama ini juga semakin memperkuat kerja sama keuangan antara Bank Indonesia dan BIS yang diharapkan dapat berkontribusi pada stabilitas keuangan di kawasan," imbuh Perry.

BIS, sebagai bank untuk bank sentral, memiliki posisi yang baik untuk menerapkan pengaturan ini, mengingat hubungan perbankan yang ada dengan bank sentral dan neraca yang sangat likuid dan fleksibel.

BIS dari waktu ke waktu bekerja dengan bank sentral penerbit mata uang cadangan utama untuk membantu pelaksanaan bagian dari paket dukungan likuiditas yang diberikan oleh bank sentral ini kepada rekan-rekan mereka untuk melindungi terhadap tekanan pasar dan untuk menjaga stabilitas keuangan.

Baca Juga: Dalam 4 Hari, Modal Asing Sebesar Rp8,35 triliun 'Kabur' dari Indonesia

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI