Suara.com - Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit menyebut pembangunan jalan tol terus meningkat tiap tahunnya. Dia mengungkapkan, hingga saat ini pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua telah membangun 2.500 km jalan tol.
Menurut Danang, jumlah tersebut meningkat drastis dibandingkan pembangunan jalan tol pada periode pemerintahan Jokowi periode pertama yang hanya 800 km.
"Hari ini sudah mencapai 2.500 km, akhir 2021 sudah 2.457 km, jadi akselerasinya sangat cepat," ujarnya dalam webinar Market Update Penyelenggaraan Jalan Tol 2021-2022, Jumat (24/6/2022).
Danang melanjutkan, lajur dalam ruas jalan tol juga alami peningkatan.
Baca Juga: Agar Wabah PMK Tak Meluas, Kepala BNPB: Presiden Perintahkan "Lockdown" Daerah Terinfeksi
Ia menjelaskan, jika ruas tol volume kapasitas rasio telah mencapai 70 persen, maka harus ada pelebaran jalan atau penambahan lajur.
Saat ini, Danang melihat, pelebaran lajur telah terjadi pada Jakarta-Cikampek untuk melayani arus mudik kemarin.
"Sehingga tidak panjang jalannya, jumlah lajurnya juga meningkat, dan kita sebutkan 2,27 lajur per arah. Jadi tidak hanya 2x2, ada yang 2x3, 2x4, bahkan di Jakarta-Cikampek 2x5 dan di Jagorawi," ucap dia.
Dari sisi investasi jalan tol, Danang memaparkan investasi yang telah dikeluarkan untuk membangun jalan tol sebesar Rp738 triliun. Adapun, sumber pendanaan proyek jalan tol itu tidak hanya bersumber pada APBN Saja.
Dia menambahkan, pihak-pihak swasta mulai masuk mendanai proyek jalan tol seperti, Bank swasta dalam negeri maupun asing.
"Ini kita mendorong terus karena kita paham kapasitas pembiayaan itu tidak boleh hanya didasarkan kemampuan dalam negeri, tapi kita undang investor ke dalam negeri," pungkas dia.