Dinyatakan Bangkrut, Begini Nasib WNI yang Berada di Sri Lanka

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 24 Juni 2022 | 15:41 WIB
Dinyatakan Bangkrut, Begini Nasib WNI yang Berada di Sri Lanka
Sejumlah kendaraan pendukung partai penguasa rusak dibakar kelompok anti pemerintah saat bentrokan di dekat kediaman Perdana Menteri, akibat krisis berkepanjangan di Sri Lanka, Selasa (10/5/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/foc.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masyarakat Sri Lanka, tidak terkecuali WNI termasuk staf KBRI harus antre selama  5 hingga 9 jam untuk mendapatkan BBM dan gas.

“Pada 17 Juni 2022 masyarakat, termasuk staf KBRI, harus antre hingga 5-9 jam untuk mendapatkan BBM dan gas,” ujar Minister Counsellor KBRI Kolombo Heru Prayitno kepada ANTARA di Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Meski demikian, pada tanggal 21 Juni 2022, waktu antrean mendapatkan bahan bakar menjadi 1-1,5 jam karena ketersediaan pasokan BBM.

Krisis ekonomi yang sudah terasa sejak Maret 2022, kata dia, semakin memberikan dampak langsung kepada masyarakat Sri Lanka, termasuk WNI.

Baca Juga: Sejumlah Indikator Ekonomi Bergerak Positif, Sri Mulyani Tetap Minta Waspada

“Harga barang kebutuhan pokok yang semakin mahal akibat nilai inflasi yang terus meningkat dari 33,8 persen pada April menjadi 45,3 persen pada Mei 2022,” kata Heru.

Karena krisis energi yang mendera negara itu, kini pemadaman listrik bergilir masih terjadi dengan durasi 3-4 jam.

“Sebagian warga masyarakat beralih ke kayu bakar dan sebagian menggunakan listrik dengan penggunaan minimal untuk keperluan memasak, baik untuk rumah tangga maupun kebutuhan usaha agar tetap bertahan,” kata Heru.

KBRI juga telah menyiapkan dan menyalurkan kebutuhan sembako kepada WNI yang membutuhkan.

“Sesuai data Mei 2022 WNI berjumlah 310 orang, dengan konsentrasi di Colombo, Galle, Kandy, dan Nuwara Eliya, “ kata Heru.

Baca Juga: Berkaca dari Krisis Sri Lanka: Apa Penyebab Negara Bisa Bangkrut?

“Terdapat beberapa WNI yang memutuskan untuk sementara meninggalkan Sri Lanka karena krisis, jadi sifatnya mandiri dan bukan eksodus dalam jumlah yang besar,” pungkasnya.

KBRI belum mengeluarkan imbauan khusus untuk evakuasi namun mendukung dan membantu sepenuhnya bagi WNI yang akan meninggalkan Sri Lanka karena krisis.

KBRI terus melakukan pemantauan situasi serta berkomunikasi dengan seluruh WNI dan juga membuka nomor sambungan langsung yang dapat dihubungi masyarakat setiap saat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI