Media China Prediksi BTC Anjlok ke Rp0, Jumlah Penambang Malah Makin Banyak

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 24 Juni 2022 | 13:50 WIB
Media China Prediksi BTC Anjlok ke Rp0, Jumlah Penambang Malah Makin Banyak
Kumpulan token bitcoin (mata uang virtual) ditampilkan dalam ilustrasi gambar ini diambil 8 Desember 2017. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Media propaganda pemerintah Tiongkok, Economic Daily memperingatkan harga Bitcoin (BTC) bisa mencapai angka nol alias tidak berharga. Alasannya, aset ini hanya berasas  pump and dump alias tidak memiliki nilai fundamental.

Media yang berhubungan dekat dengan Komite Sentral Partai Komunis China ini melalui laman opini mengatakan,  investor harus berhati-hati dengan risiko nilai BTC yang ambruk, di saat kian melemahnya harga kripto itu lebih dari 70 persen sejak November 2021.

Melansir Blockchain Media, sejak awal 2022, harga BTC memang anjlok lebih dari 50 persen. Sementara, kapitalisasi pasar kripto keseluruhan sudah menguap US$2 triliun sejak 2021. 

“Bitcoin tidak lebih dari serangkaian kode digital dan keuntungannya terutama berasal dari cara pump and dump. Kelak di masa depan, ketika kepercayaan investor runtuh atau ketika banyak negara menyatakan Bitcoin ilegal, itu akan kembali ke nilai aslinya, yakni nol,” opini dari media itu.

Baca Juga: Anang dan Ashanty Jadi Alasan Angel Lelga Mau Ikutan Bisnis Kripto, Tapi Malah Bikin Buntung

Mereka juga mengkritik aturan kripto yang lemah di sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat yang dianggap sebagai sosok yang seharusnya menerbitkan aturan lebih ketat.

Kritik ini memperlihatkan sikap tegas Pemerintah Tiongkok terhadap aset kripto usai sebelumnya menghabisi bisnis kripto di negeri tirai bambu itu.

Berdasarkan data Cambridge, pada awal tahun 2022, penambang di China memperlihatkan peningkatan drastis terhadap hash rate global yang mencapai 21 persen.

Meski dinyatakan terlarang, para penambang China nampaknya menemukan cara tetap beroperasi secara diam-diam. Sementara itu Amerika Serikat menggantikan dominasi Tiongkok sejak pemberangusan itu, dengan dominasi lebih dari 37,84 persen saat ini per Januari 2022.

Kamis (23/6/2022) kemarin, Changpeng Zhao (CZ), Pendiri dan CEO Binance menegaskan lagi kepada publik, bahwa harga Bitcoin di bawah all time high (ATH) November 2021 (US$69 ribu) bisa berlangsung selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Biaya Hidup Melonjak Tinggi, Sebagian Warga Inggris Kini Cari Uang dengan Judi hingga Investasi Kripto

“Mengingat penurunan harga saat ini, dibandingkan dengan harga tertinggi sepanjang masa di US$69 ribu, mungkin perlu beberapa bulan atau beberapa tahun bagi BTC untuk kembali ke ATH itu. Namun demikian, tidak ada yang bisa memprediksi masa depan secara tepat,” kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI