Suara.com - Kenaikan harga komoditas energi dunia, menurut Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan, harus diantisipasi karena dapat mengganggu pemulihan ekonomi Indonesia.
“Pemulihan ekonomi ke depan dihadapkan pada beberapa tantangan yang perlu kita waspadai dan patut antisipasi yaitu kenaikan harga energi,” katanya dalam Media Gathering & Presentasi Macroeconomic outlook, Rabu (22/6/2022).
Ia menjelaskan, kenaikan harga energi di tingkat global baik minyak, gas, batu bara bahkan non energi yaitu pangan pasti akan meningkatkan biaya produksi.
Dampaknya, penghasil komoditas itu akan menaikkan harga jual di tingkat konsumen sehingga tingkat konsumsi semakin tertekan hingga menyebabkan inflasi lebih tinggi.
Baca Juga: Sufmi Dasco Minta Mendag Segera Stabilkan Harga Pangan
Selain itu, pemulihan ekonomi juga dibayangi oleh potensi risiko rupiah terdepresiasi yang dapat menaikkan biaya-biaya dari bahan baku impor.
Ia berharap, tantangan tersebut harus diantisipasi bersama namun tetap dengan sikap optimistis bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk tumbuh dan melewati risiko itu.
Namun demikian ia mengaku, Indonesia patut bersyukur karena komoditas andalan seperti batu bara, palm oil, nikel dan gas yang harganya naik ini justru mampu diekspor oleh Indonesia.
“Ini salah satu yang membuat walaupun kondisi saat ini tekanan inflasi tinggi tapi buat kita tetap ada manfaat juga karena para eksportir menikmati harga walaupun mungkin saja ada biaya produksi yang naik juga,” pungkasnya.
Baca Juga: Permintaan Tinggi, Harga Minyak Menguat Signifikan