Sering Belanja Berlebih Ternyata Berbahaya, Waspada Hedonisme dan Kesehatan Mentalmu

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 22 Juni 2022 | 17:31 WIB
Sering Belanja Berlebih Ternyata Berbahaya, Waspada Hedonisme dan Kesehatan Mentalmu
Ilustrasi belanja.[pexels.com/Andrea Piacquadio]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Istilah hedon atau keinginan untuk berfoya-foya bukan lagi menjadi hal asing. Keinginan untuk selalu pamer di sosial media juga menjadi tren baru di kalangan anak muda untuk hidup dengan hedonisme.

Menurut KBBI hedonisme adalah pandangan yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama hidup. Oleh karena itu istilah hedonisme lahir dari bahasa Yunani hedone yang berarti kesenangan dan hedys yang berarti menyenangkan. 

Ensiklopedia Britannica menjelaskan hedonisme adalah istilah umum yang merujuk pada perilaku dengan kriteria umum berupa kesenangan. Teori hedonistik juga dapat dipahami bahwa kesenangan yang dimaksud sebagai tujuan hidup bukan hanya kesenangan secara fisik, melainkan juga kesenangan yang berasal dari ketenaran dan reputasi, dari persahabatan dan simpati, dari pengetahuan dan seni. 

Britannica menjelaskan bentuk hedonisme yang paling awal, sekaligus ekstrem adalah berpendapat bahwa tujuan dari kehidupan adalah kesenangan yang dirasakan saat itu juga.

Baca Juga: Kemudahan Transaksi Online di Indonesia Bikin Semangat Pelaku Bisnis dan UMKM Go-Online

Biasanya orang-orang dengan paham ini akan menyembunyikan rasa sakit dengan berusaha memperoleh kesenangan sebanyak mungkin. Seni kehidupan bagi bara kaum hedonis adalah memadati kenikmatan sebanyak mungkin ke dalam setiap momen.

Kemudian, teori baru tentang hedonisme pun muncul. Di generasi Aristoteles, hedonis sejati  akan bertujuan pada kehidupan yang memiliki kesenangan abadi, tetapi ini hanya dapat diperoleh di bawah bimbingan akal.

Pengendalian diri dalam pilihan dan keterbatasan kesenangan dengan tujuan untuk mengurangi rasa sakit seminimal mungkin sangat diperlukan. Pada akhir abad ke-18 Jeremy Bentham menghidupkan kembali hedonisme baik sebagai teori psikologis maupun moral. Individu tidak memiliki tujuan selain kesenangan terbesar, sehingga setiap orang harus mengejar kesenangan terbesar. 

Dampak Hedonisme bagi Kesehatan Mental

Hedonisme dewasa ini dipahami sebagai perilaku yang mementingkan kebahagiaan pribadi dengan mencari kesenangan semata. Hedonisme berlebihan tentu akan berdampak buruk pada kesehatan mental.

Baca Juga: Jessica Iskandar Diprotes Anak karena Belanja Tas Branded Mahal, Netizen: Ini Anak Cerdas Namanya

Orang-orang dengan hedonisme akan melakukan apa saja demi menunjang kesenangan mereka. Seringkali dengan membeli barang-barang mewah atau pergi liburan meski tahu tidak punya uang. 

Secara mental kondisi ini buruk karena manusia akan terus-terusan merasa kurang. Hal ini juga berkaitan dengan sifat dasar manusia yang tidak pernah puas. Namun, sifat ini akan merugikan jika mengarah pada ketidakpuasan pada hal-hal negatif. Di samping itu, perilaku hidup boros juga bisa mendatangkan utang-utang yang tidak perlu.  

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI