Suara.com - Harga emas dunia relatif stabil pada perdagangan hari Senin, karena depresiasi dolar dan ketakutan ekonomi mengimbangi kekhawatiran seputar pengetatan moneter yang agresif oleh Federal Reserve.
Mengutip CNBC, Selasa (21/6/2022) harga emas di pasar spot tidak berubah dalam perdagangan tipis karena long weekend di Amerika Serikat, menjadi USD1.838,74 per ounce.
Indeks Dolar (Indeks DXY) turun dari dekat level tertinggi dalam dua dekade, menggairahkan permintaan emas di antara pembeli yang menggunakan mata uang lain.
"Logam mulia kemungkinan akan tetap berada dalam kisaran tersebut, berkat kekuatan yang saling bertentangan, baik kenaikan maupun penurunan. Katalis baru mungkin diperlukan untuk menyeimbangkan kekuatan tersebut," kata analis FXTM , Lukman Otunga.
Baca Juga: Di Awal Pekan, Harga Emas Antam Nyaris Tembus Rp 1 Juta/Gram
Kenaikan dibatasi oleh komentar hawkish dari Gubernur Fed Christopher Waller selama akhir pekan lalu.
Sabtu, Waller menjadi petinggi The Fed terbaru yang menjanjikan pendekatan apa pun yang diperlukan untuk memerangi inflasi, beberapa hari setelah bank sentral menaikkan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase dan mengisyaratkan lebih banyak kenaikan yang akan datang.
Sejumlah gubernur bank sentral akan berbicara minggu ini, dipimpin kemungkinan kesaksian hawkish dari Chairman Fed Jerome Powell di hadapan DPR, Rabu dan Kamis.
Suku bunga yang tinggi meningkatkan opportunity cost memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu harga logam mulia lainnya perak di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD21,57 per ounce, sementara platinum naik 0,1 persen menjadi USD933,58. Paladium melambung 2,2 persen menjadi USD1.855,11.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Merosot 1,9 Persen Sepanjang Pekan Lalu