Harga Pangan Tengah Naik, Mendag Zulhas: Kita Harus Pahami Keadaan Global

Senin, 20 Juni 2022 | 14:05 WIB
Harga Pangan Tengah Naik, Mendag Zulhas: Kita Harus Pahami Keadaan Global
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat tiba di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (20/6/2022). (Suara.com/Ria).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan atau Zulhas menanggapi soal harga pangan yang naik. Menurutnya, hal tersebut mesti dipahami sebagai imbas dari kondisi global.

Zulhas menekankan bahwa saat ini sedang terjadi adanya boikot ekspor pangan yang dilakukan oleh 20 negara. Selain itu, perang Rusia dan Ukraina juga turut mempengaruhi naiknya harga pangan secara global.

"Ini saya kira yang harus kita pahami bersama," tekan Zulhas di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/6/2022).

Meskipun begitu, Zulhas menyebut kalau pemerintah sudah bekerja keras untuk mengatasinya. Semisal saja kedelai di mana pemerintah memberikan subsidi Rp 1.000 per kilogram.

Baca Juga: Soroti Cara Makan Adiknya yang Tak Biasa, Video Netizen Ini Bikin Geleng-geleng Kepala

Lalu, jagung untuk pangan ternak juga disubsidi sebesar Rp 1.500 per kilogram. Menurut Zulhas, pemerintah juga akan memberlakukan subsidi untuk harga beras apabila masih belum turun.

"Nah, jadi kalau cabai keriting, cabai merah itu musiman. Ya memang, ya sekali-sekali petani dapat bonuslah."

Harga pangan di sejumlah daerah di Indonesia tengah mengalami kenaikan. Salah satunya terjadi di Tanjungpinang.

Harga cabai di Tanjungpinang dan sekitarnya saat ini sudah mencapai Rp120 ribu per kilogram dipicu mahalnya harga pupuk nasional.

"Kenaikan harga pupuk secara nasional berdampak pada tanaman cabai, karena cabai butuh pupuk," kata Kepala Bidang (Kabid) Stabilisasi Harga Disdagin Tanjungpinang Muhammad Endy Febri, Sabtu (18/6/2022).

Baca Juga: Klarifikasi Soal Agama Rendang dan Minang, Gus Miftah Bandingkan Dengan Nasi Mandi

Tidak hanya itu, hasil panen yang tidak maksimal dari daerah penghasil yang berdampak terhadap berkurangnya pasokan cabai di Tanjungpinang, imbasnya terjadi kenaikan harga yang cukup tinggi di pasaran.

"Tanjungpinang bukan daerah penghasil, jadi pasokan cabai sangat bergantung dari luar daerah, seperti Pulau Jawa," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI