Merujuk pada Data Badan Pusat Statistik (BPS), Ukraina memasok 2,96 juta ton gandum atau setara 27% dari total 10,29 juta ton yang diimpor Indonesia pada tahun 2020.
Bhima dalam wawancaranya dengan BBC Indonesia --Jaringan Suara.com, mengatakan, harga gandum dan turunannya akan naik jika perang terus berlangsung dan mungkin terus terjadi meski Indonesia mendapatkan pasokan dari alternatif lain.
Gandum adalah bahan baku dari produk pangan seperti mi instan dan terigu, sedangkan Indonesia adalah negara dengan konsumsi mi instan terbesar kedua dunia.
"Tapi mi instan kan banyak dikonsumsi juga oleh masyarakat kelas menangah bawah, sehingga kenaikan harga 1.000 rupiah saja akan terasa," ujar dia.
Saat konflik Rusia dan Ukraina terjadi pada Februari lalu, harga gandum global naik sebesar 5,35% menjadi US$9,84 atau sekitar Rp141.373 per gantang. Kenaikan itu jadi yang tertinggi sejak 2008.