B20 WiBAC: Kalau Perempuan Setara dengan Laki-Laki, PDB Global Bisa Melesat

Jum'at, 17 Juni 2022 | 19:54 WIB
B20 WiBAC: Kalau Perempuan Setara dengan Laki-Laki, PDB Global Bisa Melesat
Forum diskusi B20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC) bertemakan Accelerating Inclusion of Women MSMEs in The Global Economy, Jumat (17/6/2022). (Suara.com/Fadhil)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - B20 Indonesia Women in Business Action Council (B20 WiBAC), salah satu gugus tugas dari Presidensi B20 Indonesia, gelar forum bertema Accelerating Inclusion of Women MSMEs in The Global Economy pada Jumat (17/6/2022).

Side event ini merupakan yang pertama digelar dari B20 WiBAC, dengan tujuan untuk mengkomunikasikan rekomendasi kebijakan dan aksi yang disusun B20 WiBAC. Hal tersebut dilakukan juga untuk memajukan pertumbuhan ekonomi global yang inklusif, tangguh, dan juga berkelanjutan melalui pemberdayaan perempuan.

Kegiatan ini dihadiri oleh peserta secara langsung dan daring dari seluruh negara-negara yang tergabung pada Presidensi G20, termasuk pejabat tinggi pemerintah, pemimpin bisnis, CSO, filantropis, platform perempuan, serta pemangku kepentingan terkait.

Data B20 WiBAC menyebutkan bahwa kesetaraan partisipasi gender dalam perekonomian global dapat meningkatkan USD 28 triliun dalam pertumbuhan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) global di tahun 2025 mendatang.

Baca Juga: Gokil Opening Sepak Bola Liga Antar Kampung Ini Bak Liga Champions Eropa

Khusus pelaku usaha, data WiBAC dari tahun 2019 memperkirakan bahwa apabila perempuan dan laki-laki berpartisipasi secara setara sebagai pengusaha, PDB global dapat bertumbuh sebesar 3-6 persen dan menambah USD 2,5-5 triliun pada perekonomian global.

Di Indonesia sendiri, pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menyumbang 60 persen dari total ekonomi nasional dan 97 persen dari sisi penciptaan dan penyerapan kesempatan kerja, sebanyak 64 persen dari total pengusaha UMKM adalah perempuan.

Ira Noviarti, Chair of B20 Women in Business Action Council mengatakan ada peluang besar yang dapat diraih melalui kesetaraan partisipasi perempuan dalam perekonomian.

"Namun kesenjangan yang harus dijembatani juga tidak main-main, terutama sejak pandemi di dua tahun terakhir," kata Ira dalam acara Side Event B20 Women In Business Action Council di Jakarta, Jumat.

Menurut Ira, kurangnya akses, kesempatan dan representasi perempuan pada posisi strategis di dunia usaha merupakan permasalahan yang harus segera di tangani bersama.

Baca Juga: Banjir Rob di Gresik Kian Meluas, Ratusan Rumah di 9 Desa Terendam

Sementara itu Shinta Kamdani, selaku Chair of B20 Indonesia menyampaikan melalui gugus tugas WIBAC, Forum Presidensi B20 memainkan peranan penting dalam upaya bersama memperbaiki ekonomi global di masa yang akan datang melalui rekomendasi kebijakan dalam menjawab isu-isu perempuan.

"Agar komunitas bisnis mengambil langkah strategis agar lebih banyak perempuan memiliki akses ke peluang bisnis dan ekonomi yang lebih baik. Untuk memfasilitasi dukungan dan pemberdayaan perempuan kami membentuk platform bernama OGWE (One Global Women Empowerment) sebagai program akselerator untuk membekali 1000 pebisnis perempuan dalam skala UMKM untuk meningkatkan kemampuan digital, memberikan akses pendanaan dan investasi," kata Shinta.

Untuk itu, Ira menjelaskan, B20 WiBAC merekomendasikan serangkaian kebijakan dan aksi dalam tiga tema utama guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang inovatif, inklusif, dan kolaboratif.

Pertama ialah pemberdayaan pengusaha perempuan, dengan cara mengembangkan ekosistem yang dapat memberikan akses pada bantuan finansial, regulasi, hingga akses pada bantuan teknis bagi pelaku usaha. Sebagai tindak lanjut, jaringan bisnis perempuan dalam skala global harus terus dikembangkan.

Kedua yakni mendorong kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan, dengan mempercepat akses perempuan pada lingkup digital/STEM, serta meningkatkan kemampuan yang diperlukan untuk dapat mengambil posisi-posisi pimpinan, diperkuat dengan laporan berbasis gender.

Sementara yang ketiga, mendorong lingkungan kerja yang adil dan aman bagi semua, hal ini dapat dimulai dengan meningkatkan keamanan kerja bagi pekerja perempuan di sektor perekonomian informal, termasuk di masyarakat pedesaan, serta membangun kebijakan sistematis untuk menghindari kekerasan berbasis gender dan membantu korban kekerasan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI