IHSG Dibuka Melemah, Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot di Angka Rp14.824

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 17 Juni 2022 | 09:29 WIB
IHSG Dibuka Melemah, Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot di Angka Rp14.824
Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (17/6/2022) dibuka melemah 62,57 poin atau 0,88 persen ke posisi 6.987,75. Indeks LQ45 juga turun 12,92 poin atau 1,26 persen ke posisi 1.004,97.

Sementara, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 56 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.824 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.768 per dolar AS.

Pada hari ini, harga minyak naik dalam perdagangan yang kacau balau setelah Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap Iran, dan ketika pasar energi tetap fokus pada kekhawatiran pasokan yang telah membuat harga melonjak tahun ini.

Sedangkan minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus menetap di 119,81 dolar AS per barel, terangkat 1,30 dolar AS atau 1,1 persen. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli berakhir menguat 2,27 dolar AS atau 2,0 persen menjadi 117,58 dolar AS per barel.

Baca Juga: IHSG Dibuka Melesat ke Level 7.063 Pagi Ini

Pada Kamis (17/6/2022) lalu, pasar minyak merosot karena kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, Inggris dan Swiss memicu kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi global.

Usai aksi jual di awal sesi, pembeli melompat kembali ke pasar karena sebagian besar peramal memperkirakan pasokan akan tetap ketat selama beberapa bulan.

"Banyak dari itu hanya masalah pasokan dan itu harus diselesaikan," kata Eli Tesfaye, ahli strategi pasar senior di RJO Futures dikutip via Antara.

"Saat ini tidak ada perlambatan permintaan global sehingga aksi jual apa pun akan dilihat sebagai peluang dan itulah yang benar-benar kita lihat hari ini," ujar dia.

Badan Energi Internasional (IEA)  memperkirakan permintaan akan meningkat lebih lanjut pada tahun 2023, tumbuh lebih dari 2,0 persen ke rekor 101,6 juta barel per hari. Optimisme bahwa permintaan minyak China akan pulih karena pelonggaran pembatasan COVID-19 juga mendukung harga.

Baca Juga: Melemah ke Level 7.007, IHSG Parkir di Zona Merah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI