Suara.com - Ecoqurban sebagai penyelenggara kurban online telah melakukan sejumlah upaya untuk memastikan hewan kurban yang disalurkan bebas dari penyakit. Pasalnya jelang Idul Adha 2022, masyarakat dibuat khawatir akan maraknya penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di beberapa daerah di Indonesia.
Rencananya ada lebih dari 15 ribu hewan kurban yang akan disembelih dan disalurkan ke masyarakat di 25 daerah di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Untuk meminimalisir penularan, Ecoqurban tidak akan mendistribusikan hewan kurban ke luar daerah. Proses penyembelihan dan penyaluran akan dilakukan di wilayah tempat tinggal para peternak.
Tim Ecoqurban juga akan memastikan hewan-hewan kurban diberikan makan yang cukup, tidak kedinginan atau kehujanan dan diberi vitamin.
Baca Juga: Jangan Asal Gemuk, Kenali Dulu Syarat Hewan Kurban Sesuai Syariat Berikut
Isdhama Miswardana (Dhama), Business Development Manager Ecoqurban menjelaskan bahwa sterilisasi kandang juga akan difokuskan untuk mencegah penyebaran virus.
“Selain fokus terhadap kesehatan hewan kurban, tim kami juga akan memastikan kandang yang ditempati steril. Kandangnya akan dibersihkan setiap hari dan disemprot desinfektan seminggu sekali. Selain itu, kami juga menyediakan kandang khusus untuk isolasi hewan yang terindikasi tertular PMK.”, Isdhama Miswardana.
Selama proses pengawasannya, Ecoqurban juga turut menggandeng dokter hewan untuk memastikan hewan kurban aman dan bebas dari PMK. Dokter hewan ini bertugas mulai dari mengawasi, mengisolasi hingga mengobati hewan kurban yang sakit.
Hewan kurban juga akan diperiksa kesehatannya sebelum disembelih. Sebagai bagian dari bentuk komitmen, jika nanti ditemukan hewan kurban yang sakit, Ecoqurban akan menukarnya dengan yang sehat.
drh. Taufik Iskandar selaku dokter hewan yang bekerjasama dengan Ecoqurban menjelaskan pentingnya pengawasan dan perawatan penuh dalam pemeliharaan hewan kurban.
Baca Juga: PMK Sudah Masuk Kota Solo, Enam Sapi dalam Proses Penyembuhan
“Tim penyalur kurban, dalam hal ini Ecoqurban menyadari hal ini dari awal sehingga mereka melibatkan dokter hewan untuk memastikan kesehatan hewan kurban. Saya turut mengapresiasi inisiatif yang mereka lakukan. Kita bisa melihat komitmen tim Ecoqurban untuk memastiikan hewan-hewan kurban terbebas dari wabah PMK.”, drh. Taufik Iskandar.
Selain menggandeng Dokter Hewan, upaya edukasi juga dilakukan kepada setiap peternak di wilayah penyaluran. Peternak diberikan pembekalan untuk dapat mengindikasi hewan yang tertular PMK. Tim Ecoqurban juga memasang spanduk informasi di setiap kandang mengenai ciri-ciri indikasi hewan yang tertular dan penanganannya. Tujuannya agar peternak waspada terhadap penyakit yang mengancam hewan kurban tersebut.
Memastikan kesehatan hewan kurban pada saat prosesi penyembelihan juga tak kalah penting. Lokasi penyembelihan di setiap wilayah penyaluran akan disediakan khusus indoor dan outdoor untuk memastikan darah, kotoran dan daging tidak kontak dengan hewan yang masih hidup. Petugas di lapangan juga akan mengedukasi masyarakat terkait pengolahan daging yang benar.
“Kami senantiasa mengedukasi masyarakat agar dapat mengolah daging dengan cara yang tepat yaitu dengan merebus daging atau tulang selama 30 menit, dan jika tidak langsung diolah, masyarakat dihimbau untuk membekukan dagingnya. Besar harapan kami upaya-upaya yang dilakukan ini mampu membuat hewan-hewan kurban kami bebas dari PMK dan masyarakat yang menerima nantinya dapat menjalankan ibadah Idul Adha dengan rasa aman,” tambah Isdhama Miswardana.
Pada tahun lalu Ecoqurban telah menyalurkan daging kepada 123 ribu kepala keluarga di 149 daerah di Indonesia. Tahun ini, Ecoqurban menargetkan akan ada 160 ribu kepala keluarga dengan sebanyak 15 ribu hewan kurban yang disalurkan.
Adapun hewan pilihan hewan qurban meliputi kambing, 1/7 sapi dan 1 ekor sapi dengan harga kambing termurah mulai dari 1,4 juta rupiah.