Suara.com - Praktik jual-beli data pribadi bukan menjadi pembicaraan baru di dunia maya. Tips agar identitas pribadi tidak tersebar di internet di bawah ini perlu diterapkan agar data pribadi lebih terlindungi dari pencurian.
1. Hati-Hati Menggunakan Sosial Media
Sosial media bak dua sisi mata uang yang berbeda. Di satu sisi, sosial media adalah sarana mengakrabkan diri dengan kawan-kawan lama yang tidak bisa bersua, memperbaharui informasi idola, dan sarana personal branding. Di sisi lain, jika tidak bijak bermedia sosial, data pribadi gampang tersebar.
Baru-baru ini di banyak netizen mengeluhkan data pribadi tersebar di Instagram lewat sebuah game yang mengharuskan pengguna mengunggah tanda tangan, tempat lahir, atau panggilan masa kecil. Data-data itu dikeluhkan sebagai cara penipuan.
Baca Juga: Telegram Dituding Sebar Data Pengguna ke Pemerintah Jerman
2. Gunakan Fitur Keamanan Website
Setiap akses website biasanya memiliki fitur keamanan. Fitur-fitur keamanan itu antara lain blokir akun, gembok, dan pengaturan privasi. Gunakan fitur-fitur ini untuk mengatur privasimu. Jangan sampai kamu mengikuti atau diikuti oleh akun-akun yang mencurigakan.
Cek selalu postingan yang beredar di website atau media sosial. Jangan pernah melakukan klik untuk postingan yang tidak dikenal.
3. Jangan Unggah Data Pribadi
Proteksi pertama agar identitas tidak tersebar di internet adalah dengan tidak mengunggah hal-hal pribadi sembarangan. Misalnya dengan mengunggah foto KTP, KK, atau akta kelahiran. Cek pula setiap unggahanmu di media sosial apakah berpotensi menimbulkan pencurian data pribadi.
Baca Juga: Menkominfo Berharap Pembahasan RUU PDP Segera Selesai
4. Jangan Berikan Dokumen ke Biro Apapun
Terkadang kita tidak bisa menghindari urusan dengan biro asuransi atau investasi. Beberapa urusan administratif juga jamak dilakukan secara online.
Untuk itu, teliti kembali dokumen-dokumen yang akan kamu berikan kepada penyedia layanan tersebut. Pastikan pula kamu mengetahui fungsi dari data-data tersebut. Hal ini juga beberapa kali terjadi dalam aktivitas donasi atau fundrising. Sekali lagi, pastikan data-data yang diberikan digunakan dengan tepat.
5. Tidak Merespons Email Asing Apalagi Meminta Data Pribadi
Seringkali data pribadi tersebar ketika kita memasukkan informasi melalui email. Email asing juga lebih mudah masuk karena di akun gmail sendiri menyediakan fitur sosial dan promosi. Email-email yang masuk biasanya berasal dari situs-situs yang pernah kita buka dan ikuti.
Banjir email ini seharusnya membuat pemilik akun lebih waspada. Jika membuka sebuah email masuk, pastikan kamu membaca secara teliti terkait isi email tersebut. Apalagi jika harus memasukkan data pribadi. Pastikan kamu mengetahui untuk apa datamu digunakan. Jika tidak, lebih baik tidak menghiraukan email tersebut.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni