Indeks Saham Amblas Terus, BEI: Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 15 Juni 2022 | 09:38 WIB
Indeks Saham Amblas Terus, BEI: Tidak Hanya Terjadi di Indonesia
Sejumlah karyawan saat penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (28/12). [Suara.com/Muhaimin A Untung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah 18,68 poin atau 0,27 persen ke posisi 7.031,2 pada Rabu (15/6/2022). Sementara, indeks LQ45 turun 3,97 poin atau 0,39 persen ke posisi 1.015,56.

BEI menyebut, penurunan indeks saham tidak hanya terjadi di bursa saham Indonesia, tetapi juga di bursa banyak negara lain di dunia imbas dari tingginya inflasi global.

"Penurunan indeks beberapa waktu terakhir ini, termasuk indeks harga saham gabungan (IHSG) yang sempat menyentuh level kembali di bawah 7.000, tidak hanya terjadi di bursa Indonesia saja," kata Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama BEI Hasan Fawzi.

Dari hampir 40 bursa utama dunia, lanjut Hasan, secara tahunan (year to date) hanya ada 10 bursa yang menunjukkan pertumbuhan positif, termasuk bursa Indonesia, yaitu IHSG masih tumbuh lebih dari 6 persen.\

Baca Juga: Selasa Pagi, IHSG Dibuka Melemah Di Level 6.949

Ia menjelaskan, penurunan indeks tersebut dipicu oleh beberapa faktor terutama kenaikan harga-harga komoditas dunia yang dipicu salah satunya oleh ketidakpastian yang ditimbulkan akibat perang Ukraina dan Rusia.

"Efek berikutnya memicu tingkat inflasi yang tinggi di hampir seluruh negara di dunia yang pada akhirnya menimbulkan kekhawatiran pada investor bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga secara agresif," ujar Hasan

Berkaitan dengan IHSG, Hasan menilai pertumbuhan IHSG yang masih positif menunjukkan optimisme pasar terhadap potensi pasar modal dan perekonomian Indonesia.

Selaku regulator, BEI akan berusaha memastikan mekanisme pasar berlangsung dengan teratur, wajar dan efisien, keterbukaan informasi dan menyampaikan informasi secara simetris dan berimbang kepada pelaku pasar dan investor.

Sehingga, ia berharap investor tidak panik, tidak bereaksi berlebihan, dan tetap memantau perkembangan pasar dan kondisi perusahaan-perusahaan tercatat.

Baca Juga: IHSG dan Bursa Saham Asia Melemah Berjamaah Efek Kekhawatiran Resesi

"Koreksi dalam di pasar saham tentunya bukan kali pertama ini terjadi, sehingga kami meyakini dengan crisis management protocol yang kami miliki serta dukungan maupun koordinasi kebijakan antara Pemerintah, Bank Indonesia dan OJK, dampak negatif dan risiko yang mungkin terjadi dapat dimitigasi dengan baik," kata Hasan.

Selasa lalu, IHSG ditutup menguat kembali ke atas level psikologis 7.000. IHSG ditutup menguat 54,44 poin atau 0,78 persen ke posisi 7.049,88. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 9,4 poin atau 0,93 persen ke posisi 1.019,53

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI