"Harapan ke depan, pelatihan ini bisa membentuk koperasi produsen sebagai offtaker produk para petani, dan KSP Balo' Toraja sebagai pembina utama mendampingi dari sisi mendapatkan akses pasar dan jangan putus sekadar budidaya, tetapi ada kepastian tanam dan ada pasarnya, jadi hulu ke hilir lengkap," papar Jarot.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Tana Toraja, Theofilus Allorerung mengatakan, pelatihan yang diberikan kepada 80 orang petani anggota KSP Balo' Toraja harus dimanfaatkan dengan baik untuk peningkatan kualitas, mutu, dan produktivitas produk vanili.
"Budidaya vanili memang gampang-gampang susah, dan sudah 10 tahun ini memang sudah kami budidayakan tetapi memang belum komprehensif dari hulu ke hilir. Oleh karena itu saya berharap, pelatihan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya karena sektor pertanian ini harus mengutamakan kualitas produksinya perlu ditingkatkan dengan baik, tanpa kualitas produksi maka harga akan dipermainkan oleh pasar," kata Theofilus.
Menurutnya, saat ini merupakan era pasar bebas, yang diperlukan peningkatan daya saing dari sisi tata kelola manajemen usaha, maupun kompetensi petani itu sendiri.
"Sekarang eranya pasar terbuka. Kalau kita melalui koperasi akan mudah melakukan negosiasi dengan pasar, tetapi kalau berkoperasi pasti kuat," tambahnya.