Anggaran Kerja Capai Rp646,01 Miliar, Menteri Investasi Minta Tambahan Rp1,24 Triliun

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 10 Juni 2022 | 14:57 WIB
Anggaran Kerja Capai Rp646,01 Miliar, Menteri Investasi Minta Tambahan Rp1,24 Triliun
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. [ANTARA/Ade Irma Junida]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia usul anggaran kerja senilai Rp1,8 triliun untuk mengejar target realisasi investasi yang dipatok sebesar Rp1.250 triliun hingga Rp1.400 triliun.

Padahal, pagu indikatif Kementerian Investasi/BKPM pada 2023 hanya Rp646,01 miliar, dengan rincian anggaran untuk program dukungan manajemen Rp314,3 miliar dan anggaran untuk program penanaman modal Rp331,7 miliar.

"Maka, kami mengajukan tambahan sebesar Rp1,24 triliun, sehingga totalnya menjadi Rp1,88 triliun," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

Ia mengklaim, usulan tersebut diajukan lantaran ia menilai pagu indikatif sebesar Rp646,01 miliar itu tidak seimbang dengan target investasi yang dipikul, yakni hingga Rp1.400 triliun.

Baca Juga: Mana yang Lebih Menguntungkan, Investasi atau Trading Saham?

Target realisasi investasi terus naik untuk menutup defisit anggaran yang sudah kembali normal.

"Maka, target investasi kita dinaikkan menjadi Rp1.250 triliun-Rp1.400 triliun pada 2023. Ini yang membuat kami pusing juga, beban kami disuruh naik, tapi biaya kami dipangkas turun 50 persen. Jadi biaya kami ini, saya tidak tahu lagi teori mana yang dipakai," kata dia, dikutip dari Antara.

Ia menambahkan, pada 2022, anggaran Kementerian Investasi/BKPM jauh lebih tinggi dari pagu indikatif yang diberikan untuk 2023.

Total anggaran Kementerian Investasi/BKPM pada 2022 sebesar Rp1,30 triliun dengan rincian anggaran program dukungan manajemen Rp328,2 miliar dan anggaran program penanaman modal Rp976,3 miliar.

Sementara target realisasi investasi pada 2022 sebagaimana RPJMN adalah Rp968,4 triliun, namun Presiden Jokowi meminta target naik sebesar Rp1.200 triliun.

Baca Juga: Bersembunyi di Bekasi, Pelaku Investasi Bodong Gandeng Selebgram Untuk Tipu Korbannya Ditangkap

"Waktu itu uang yang kami dikasih, diketok waktu itu, pertama adalah Rp715 miliar, tapi kemudian kami komunikasi dengan Kementerian Keuangan dan disetujui Komisi VI, kami minta tambah sekitar Rp600 miliar. Alhamdulillah pagu kami pada 2022 ditambah Rp600 miliar (usulan) menjadi Rp1,3 miliar. Itu untuk cover (target) Rp1.200 triliun," katanya.

Bahlil memaparkan, apabila dilihat secara teori ekonomi, ketika target investasi dinaikkan, anggaran untuk bisa mencapai target itu juga perlu ditingkatkan.

"Waktu itu kami katakan, ketika target investasi dinaikkan, anggaran kami tidak ditambah, saya belum temukan teori ekonomi bahwa beban naik tapi biayanya turun. Kita bicara target investasi, tidak bicara project," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI