Suara.com - Harga-harga barang di Turki terpantau semakin murah akibat kurs mata uang lira yang anjlok. Dua penyebab harga barang Turki jadi murah adalah soal kurs yang anjlok dan gelombang inflasi yang menerjang negara tersebut.
Suara.com mencoba menghitung kurs lira terhadap dolar dan rupiah dengan menggunakan situs currency converter www.xe.com. Dari sana diketahui 1 dolar Amerika senilai dengan 17 lira. Sementara itu, 1 lira nilainya hanya Rp845. Konversi nilai mata uang ini membuat harga barang di Turki menjadi sangat murah.
Seorang netizen membagikan harga barang kecantikan terkenal asal Turki yakni foundation Wet Wild adalah 64 Lira atau jika dirupiahkan menjadi Rp54.080. Padahal Wet Wild merupakan produk kecantikan terkenal asal negara tersebut. Harga ini jelas jauh lebih murah dibandingkan dnegan produk-produk kecantikan Indonesia yang mematok harga di kisaran Rp100.000.
Melansir media Timur Tengah Al-Monitor, Turki diketahui tengah dihajar krisis ekonomi parah sejak tahun lalu. Bukan hanya karena pandemi Covid-19, krisis itu datang setelah Gubernur Bank Sentral Turki dipecat dari jabatannya dan mulai memangkas suku bunga.
Baca Juga: Efek Kurs Anjlok, Warganet Ini Ungkap Harga Makeup di Turki Ikut Terjun Bebas
Inflasi juga meroket di negara tersebut dan mencapai 61% pada April 2022 lalu. Tingkat inflasi ini menjadi yang tertinggi sejak 19 tahun terakhir.
Konsensus ekonomi menetapkan bahwa menaikkan suku bunga dinilai mampu menurunkan inflasi dan membantu mata uang terapresiasi.
Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah lama berpendapat sebaliknya, dan Bank Sentral justru memangkas suku bunga beberapa kali tahun lalu sesuai dengan gagasan yang mereka percaya. Pada Januari lalu, Bank Sentral mengatakan tidak akan memangkas suku bunga lebih lanjut tetapi masih menahan diri untuk tidak menaikkannya.
BBC menuliskan masyarakat Turki menghabiskan sebagian besar anggaran rumah tangga hanya untuk kebutuhan pokok seperti makanan dan transportasi. Mereka bahkan tidak lagi membeli produk-produk hiburan.
Para ekonom menyebutkan banyak bank sentral di dunia akan menaikkan suku bunga untuk mengerem inflasi. Namun, Turki enggan melakukannya.
Presiden Recep Tayyip Erdogan menyatakan sebagai muslim, agama yang dia dan mayoritas warga Turki anut, mereka tidak akan mendukung kenaikan suku bunga. Bunga menjadi riba dan disebut sebagai sumber dari segala kejahatan.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni