Suara.com - Harga emas naik tipis pada perdagangan hari Rabu karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi yang lemah akibat inflasi sehingga mendorong daya tarik logam kuning tersebut.
Mengutip CNBC, Kamis (9/6/2022) harga emas di pasar spot sedikit lebih tinggi menjadi USD1.852,25 per ounce, sementara emas berjangka Amerika Serikat ditutup naik 0,17 persen menjadi USD1.855,3 per ounce.
"Kami melihat mentalitas push-pull ini di pasar emas. Sekarang fokusnya adalah pada data IHK Jumat untuk melihat apakah inflasi sebenarnya mulai sedikit mundur atau terus berjalan lebih panas dari ekspektasi," kata David Meger, Direktur High Ridge Futures.
Emas menghadapi tantangan dari The Fed yang sekarang tampaknya berkomitmen untuk memerangi lonjakan inflasi, tutur Meger.
Baca Juga: Naik Rp 5.000, Cek Deretan Harga Emas Antam Hari Ini
Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, mengatakan tingkat inflasi tahunan saat ini sebesar 8 persen "tidak dapat diterima" bagi Amerika Serikat dan target inflasi 2 persen adalah "target yang tepat" bagi The Fed.
Meskipun dilihat sebagai lindung nilai inflasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga karena mendongkrak opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Emas juga diuntungkan dari beberapa aliran safe-haven yang didorong oleh meningkatnya kekhawatiran pertumbuhan ekonomi di tengah memburuknya selera risiko, kata Edward Moya, analis OANDA.
Kenaikan emas kali ini terjadi meski imbal hasil US Treasury meningkat dan dolar yang relatif kuat.
Di sisi fisik, bagaimanapun, konsultan Metals Focus mengatakan permintaan emas akan turun tahun ini di tengah penjualan perhiasan dan investasi ritel yang lebih lemah di China karena penguncian Covid-19 dan perlambatan ekonomi.
Baca Juga: Dolar AS Tersungkur, Daya Tarik Emas Bangkit Lagi
Logam lainnya, perak turun 0,76 persen menjadi USD22,03 per ounce, platinum melemah 0,5 persen menjadi USD1.006,18 dan paladium anjlok 2,2 persen menjadi USD1.940,6.