Harga Tiket Mahal, Kader PDIP Khawatir Hanya Orang Kaya yang Bisa Masuk Borobudur

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 08 Juni 2022 | 18:22 WIB
Harga Tiket Mahal, Kader PDIP Khawatir Hanya Orang Kaya yang Bisa Masuk Borobudur
Ilustrasi Sejarah Candi Borobudur (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur sebesar Rp750.000 untuk wisatawan domestik dan 100 dolar AS (sekitar Rp1.450.000) untuk wisatawan mancanegara dianggap belum tepat. 

"Saya sarankan ditunda dulu. Jangan sekarang saat ekonomi dan pariwisata kita sedang rebound setelah sekian lama mengalami kesulitan akibat pandemi," kata Anggota Komisi VI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Evita Nursanty.

Kendati rencana kenaikan tarif tersebut sudah ditunda oleh pemerintah, Evita menilai hal tersebut sangat berlawanan dengan semangat pemulihan ekonomi dan pariwisata, dan sebagai warisan (heritage) , masyarakat juga diberikan hak untuk menikmati warisan masa lalu itu.

Selain, harus dihilangkan kesan negara berbisnis dengan rakyatnya, dengan menerapkan tarif kunjungan yang tinggi.

Baca Juga: Selain Borobudur, Ini Sederet Situs Warisan Budaya Dunia UNESCO di Indonesia

Anggota DPR dari Dapil Jateng III itu mengingatkan Borobudur merupakan tempat ibadah bagi pemeluk agama Buddha, sehingga tidak seharusnya diberi tarif tinggi.

Ia juga mengatakan, jika harga tiket masuk Borobudur terlalu mahal, dikhawatirkan hanya orang yang punya uang saja yang bisa ke stupa, sehingga bisa memicu kecemburuan sosial.

"Itu tidak bagus, seakan menikmati wisata itu hanya untuk orang kaya saja," katanya, dikutip dari Antara.

Ia menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung upaya konservasi candi sehingga tidak mengalami kerusakan.

Meski demikian, upaya itu bisa dilakukan dengan membuat dan menerapkan peraturan yang tegas dan ketat sebagaimana dilakukan oleh negara-negara lain terhadap heritage mereka.

Baca Juga: Timbulkan Polemik, Ganjar Pranowo dan Menteri Luhut Sepakat Tunda Rencana Kenaikan Tarif Naik Stupa Candi Borobudur

"Misalnya hanya boleh di lantai berapa, atau pembatasan berapa orang ke lantai tertentu, wajib memakai sandal, anak-anak tidak boleh berlarian, itu bisa diatur. Kita bisa bandingkan dengan Ankor Wat di Kamboja kan juga dengan pembatasan-pembatasan, ada puncak yang tidak bisa dinaiki dan sebagainya," kata dia.

Evita juga meminta agar kenaikan tarif bisa dilakukan bertahap dan mempertimbangkan momentum.

"Pelan-pelan saja, atau bertahap, jangan tiba-tiba seperti ini, dan sekali lagi momentumnya sangat tidak tepat. Tiket masuk naik tinggi tidak banyak wisatawan yang datang, dampaknya pedagang sepi lagi," pungkas Evita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI