Ukraina Kesulitan Ekspor 22 Juta Ton Gandum Akibat Konflik, Distribusi Hanya Lewat Darat

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 08 Juni 2022 | 11:01 WIB
Ukraina Kesulitan Ekspor 22 Juta Ton Gandum Akibat Konflik, Distribusi Hanya Lewat Darat
Asap mengepul setelah serangan rudal Rusia di Ukraina berlanjut, di Lviv, Ukraina, Senin (18/4/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Vladyslav Model/foc/sad.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duta Besar Ukraina untuk Republik Indonesia Vasyl Hamianin mengakui, kondisi negaranya kini berangsur membaik meski konflik dengan Rusia belum memperlihatkan perkembangan yang signifikan.

Ia menjelaskan, khususnya di Ibu kota Kyiv dengan lebih dari 40 kedutaan besar negara sahabat kondisi sudah cukup aman dan mereka sudah kembali beroperasi di sana.

Konflik tersebut membuat Ukraina kesulitan melakukan ekspor sekitar 22 juta ton gandum karena terhambatnya akses keluar masuk pelabuhan.

Kebanyakan pengiriman komoditi gandum tersebut menggunakan kapal laut dan agak sulit mengirimkannya melalui jalur darat.

Baca Juga: Vladimir Putin Beri Santunan Keluarga Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina, Totalnya Capai Rp1,17 Miliar

Hamianin juga menginformasikan terkait situasi di Ukraina saat ini, di mana salah satu imbas konflik adalah adanya lebih dari 10 juta orang yang menjadi pengungsi dan displaced person.

Ia menjelaskan, momen G20 jadi salah satu momen baik dalam upaya menyelesaikan konflik di Ukraina karena forum tersebut mencerminkan representasi negara–negara yang ada di dunia.

Hal itu ia sampaikan saat berjumpa dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Meski berfokus pada ekonomi, G20 tak dapat dipisahkan dari berbagai situasi atau permasalahan yang sedang melanda dunia saat ini, seperti ketahanan pangan, keamanan energi, hingga logistik.

Ia berharap, G20 bisa mendorong perdamaian di Ukraina dan memberikan jalan keluar konflik yang diperlukan dengan mempertimbangkan kekuatan politik dan ekonomi yang dimiliki oleh negara-negara anggota.

Ukraina juga memberikan apresiasi kepada Presiden Indonesia yang telah mengundang Presiden Ukraina untuk menghadiri Pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada bulan November 2022 mendatang.

Baca Juga: Konflik Ukraina-Rusia Bikin Penikmat Bir di Moskow Sengsara, Apa Alasannya?

Membuktikan peran Indonesia melalui berbagai upaya agar konflik berakhir dan bantuan kemanusiaan yang telah disalurkan kepada masyarakat di Ukraina.

Menanggapi hal tersebut, Menko Airlangga menyampaikan posisi Pemerintah Indonesia bahwa konflik di Ukraina harus segera dihentikan agar kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina dapat dihormati, sesuai prinsip dan tujuan yang tercantum dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan hukum internasional.

Indonesia secara konsisten menyampaikan posisi tersebut di berbagai pertemuan penting baik dalam maupun luar negeri, serta siap mendukung dan mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui Palang Merah Ukraina. 

Dalam berbagai pertemuan dimaksud Indonesia juga menyampaikan kekhawatiran terkait penanganan krisis kemanusiaan sebagai dampak dari konflik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI