Suara.com - Kenaikan harga sejumlah komoditas pangan hingga energi membuat laju inflasi disejumlah negara ikut meroket. Kondisi ini pun cukup mengkhawatirkan, menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. Sebab, kata dia, hampir seluruh negara yang saat ini mengalami masalah tersebut kewalahan dalam menjinakkan lonjakan laju inflasi.
"Kami melihat situasi kenaikan harga di berbagai negara tidak mampu di-absorb (diserap). Kenaikan itu diteruskan langsung ke perekonomian dan masyarakat sehingga banyak negara mengalami kenaikan harga di dalam negerinya," kata Sri Mulyani, Selasa (7/6/2022).
Sri Mulyani mengaku telah banyak bertemu dengan Menteri Keuangan negara lain, dimana persoalannya sama yakni sulitnya untuk menjinakkan lonjakan laju inflasi.
"Saya bicara dengan banyak Menkeu. Menkeu Turki mengatakan inflasi di dalam negerinya 74 persen, Indonesia 3,5 persen," ucapnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Potensi Krisis Saat Ini Incar Korporasi dan Lembaga Keuangan
Tak hanya berbicara dengan Menkeu Turki saja, dirinya juga berbicara dengan Menkeu Mesir, di mana kata dia lonjakan kenaikan inflasi ini membuat defisit APBN negara tersebut melebar.
"Saya bicara dengan Menkeu Mesir mereka merasakan harga minyak naik meski mereka punya gas. Kenaikan yang sangat ekstrem. Harga energi mereka masih absorb, sehingga harga BBM sama dengan Indonesia, namun subdisinya melonjak sekali. Defisit APBN Mesir 6 persen. Ini memberikan perbandingan bahwa semua konsekuensinya ada di mana-mana," katanya.