Suara.com - Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) mengungkapkan penyebab harga cabai hingga telur alami kenaikan. Kedua komoditas tersebut akhir-akhir mengalami kenaikan yang tinggi.
Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, menyebut harga cabai semua jenis mengalami kenaikan dalam dua minggu ini. Kenaikan ini, jelas dia, dikarenakan produksi cabai yang lebih sedikit dibandingkan permintaan.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) pada hari ini, secara nasional semua harga jenis cabai di pasar tradisional mengalami kenaikan yang di antaranya cabai rawit merah naik Rp 12,17% jadi Rp 75.600/kg, cabai merah besar naik 2,88% jadi Rp 59.000/kg, cabai merah keriting naik 5,5% jadi Rp 57.100/kg, dan cabai rawit hijau naik 6,9% jadi Rp 57.300/kg.
"Cabai sudah 2 minggu ini mengalami kenaikan ini karena faktor produksi," ujarnya saat dihubungi, Senin (6/6/2022).
Baca Juga: Harga Telur Ayam Merangkak Naik, di Cianjur Tembus Rp29 Ribu per Kilogram
Sedangkan, lanjut Abdullah, kenaikan harga telur ayam lebih dikarenakan harga pakan ayam mengalami kenaikan. Dengan ongkos produksi yang naik, maka peternak mau tidak mau menaikkan harga telur Ayam.
Jika dilihat data PIHPS, kenaikan harga telur ayam di semua provinsi terus berlangsung mulai dari akhir Mei dan hingga Juni dengan harga hari ini mencapai Rp 29.150/kg.
"Telur ini secara nasional tinggi harganya, pakan ternak memang lagi tinggi," ucap dia.
![Pedagang telur di Pasar Payakumbuh. [Dok.Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/12/28/42097-pedagang-telur-ayam.jpg)
Dalam kesempatan terpisah, Sekretaris Jenderal Ikappi, Reynaldi Sarijowan meminta pemerintah untuk segera menyikapi kenaikan harga kedua komoditas tersebut. Apalagi, sambungnya, menjelang Idul Adha di mana permintaan akan kembali melonjak.
Ia mengungkapkan, saat ini pedagang sayur mayur mulai malas menjajakan cabai di pasar, karena harganya terus meninggi.
Baca Juga: Harga Telur Ayam Meroket, Peternak Mengaku Pasrah: Pakan Ayam Naik!
"Persoalan pangan kita ini nggak bisa dibilang data stok pangan kita cukup, tetapi fakta dilapangan harganya bagaimana, apakah ada disparitas harga ini harus segera diatasi, karena sebentar lagi memasuki idul adha, karena permintaan tinggi, harga-harga di pasar terus bergejolak," pungkas dia.