Bima Arya: Masih Ada Hal Aneh dan Ganjil Serta Ajaib dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Iwan Supriyatna Suara.Com
Sabtu, 04 Juni 2022 | 05:10 WIB
Bima Arya: Masih Ada Hal Aneh dan Ganjil Serta Ajaib dalam Pengadaan Barang dan Jasa
Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2022 yang digelar Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) bersama stakeholder terkait.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Dewan Pengurus APEKSI (Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia) Bima Arya mengapresiasi event Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2022 yang digelar Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) bersama stakeholder terkait.

ISPE 2022 yang pertama kali digelar Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN) ini berlangsung di Hotel Westin Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis (2/6/2022).

AKEN bahkan menargetkan sebanyak 1 juta produk dalam negeri, terutama UMKM sudah mulai masuk dalam katalog elektronik nasional. Untuk memenuhi target itu, AKEN mulai mengenalkan kepada stakeholder terkait dan masyarakat.

“Saya dukung dan apresiasi AKEN yang menyelenggarakan kegiatan ini. APEKSI memberikan dukungan penuh. Forum ini untuk koordinasi. Dan APEKSI mengundang para kepala daerah untuk menurunkan menjadi hal-hal lebih teknis untuk memberikan keberpihakan nyata kepada produk dalam negeri,” ucap Bima Arya disela pameran Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2022 ditulis Sabtu (4/6/2022).

Bima Arya yang juga menjabat sebagai Walikota Bogor ini mengakui selama ini masih ada hal-hal yang aneh dan ganjil pengadaan barang dan jasa yang harus menjadi perhatian bersama. Bahkan hal itu berkali-kali diingatkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Kami para kepala daerah yang berasal dari luar sistem banyak menemukan hal-hal yang lucu, ganjil dan ajaib di internal birokrasi, dan itu sudah menahun. Dan itulah yang sering diingatkan, didobrak dan ditegur oleh Pak Jokowi setiap mengumpulkan para kepala daerah. Kata Pak Jokowi jangan business as usual, semuanya harus out of the box,” tutur Bima Arya.

Lebih jauh Bima Arya pun membeberkan bahwa ada lima persoalan berkaitan dengan pengadaan barang dan jasa dan keberpihakan terhadap produk dalam negeri.

Pertama tantangan regulasi yang clean and clear sehingga kepala daerah tidak bingung. Kedua, masalah sosialisasi, gagasan bagus besar tapi mentok misalnya hanya di Kementerian ke bawahnya tidak jelas.

Ketiga, persoalan koordinasi. Keempat, harus ada inovasi dan regulasi adalah inovasi, kalau ada yang mentoh harus diterobos. Kelima persoalan konsistensi, karena sering kali semangat di awal tapi kendor setelahnya.

Baca Juga: Bima Arya Blak-blakan Soal Harga Outfit Orang-orang Pemkot Bogor, 'Dikuliti' dari Sepatu hingga Kacamata

“Kalau kita sepakat mengutamakan produk dalam negeri ya sepakatnya harus maksimal juga dong. Tidak usah beri panggung kepada produk lain (dari luar negeri). Kalau bicara komponen dalam negeri, seberapa konsisten kita disitu, seberapa berani kepala daerah mendorong itu,” beber Bima Arya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI