Inflasi Mei 2022 0,40 Persen, Mahalnya Telur Ayam Hingga Ikan Jadi Pemicunya

Kamis, 02 Juni 2022 | 14:11 WIB
Inflasi Mei 2022 0,40 Persen, Mahalnya Telur Ayam Hingga Ikan Jadi Pemicunya
Pembeli memilih telur yang dijual di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (27/12/2021). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi bulan Mei 2022 sebesar 0,40 persen secara bulanan atau month to month (mtm).

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pendorong utama inflasi pada bulan tersebut diantaranya adalah kenaikan harga telur ayam, ikan segar hingga bawang merah yang masuk dalam kelompok pengeluara, makanan, minuman dan tembakau.

“Penyumbang terbesar dari kelompok pengeluaran berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,20 persen,” kata Margo dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Secara rinci dirinya menuturkan telur ayam ras merupakan penyumbang utama terjadinya inflasi secara keseluruhan yaitu memiliki andil sebesar 0,05 persen.

Baca Juga: Harga Makin Meroket, Telur Ayam Hingga Bawang Merah Jadi Pemicu Inflasi

Sedangkan untuk harga ikan segar memiliki andil sebesar 0,04 persen yaitu diakibatkan oleh cuaca buruk yang melanda di berbagai perairan di nusantara sehingga banyak nelayan yang tidak bisa melaut dan menyebabkan suplai terbatas.

Sedangkan untuk bawang merah memberikan andil sebesar 0,04 persen, Margo menjelaskan untuk komoditas ini disebabkan karena pasokan yang berkurang.

"Bawang merah disebabkan karena sedikitnya pasokan bawang merah dari daerah sentra produksi dan belum pulihnya distribusi pasca Lebaran," paparnya.

Selain kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, inflasi Mei sebesar 0,4 persen (mtm) turut dipicu oleh kelompok pengeluaran transportasi dengan andil mencapai 0,08 persen.

Kelompok pengeluaran transportasi sendiri mengalami inflasi sebesar 0,65 persen pada Mei 2022 karena kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,07 persen.

Baca Juga: Harga Telur di Cimahi Melambung, Pedagang Pasar Atas Baru Tante Linda Menjerit

“Kenaikan tarif angkutan udara terjadi karena tingginya permintaan menjelang Lebaran dan arus balik,” ujar Margo.

Sehingga laju Inflasi tahun kalender Januari-Mei telah mencapai 2,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau year on year mencapai 3,55 persen.

Dari pantauan BPS di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 87 kota diantaranya mengalami inflasi dan 3 daerah lainnya mengalami deflasi.

Dimana inflasi tertinggi terjadi di wilayah Tanjung Pandan yang mencapai 2,24 persen, sementara inflasi terendah terjadi di wilayah Tangerang dan Gunungsitoli yang sebesar 0,05 persen.

Sementara untuk deflasi tertinggi berada di Kotamobagu sebesar -0,21 persen dan deflasi terendah berada di Kota Marauke -0,02 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI