Harga Makin Meroket, Telur Ayam Hingga Bawang Merah Jadi Pemicu Inflasi

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 02 Juni 2022 | 14:03 WIB
Harga Makin Meroket, Telur Ayam Hingga Bawang Merah Jadi Pemicu Inflasi
Pedagang telur di Pasar Payakumbuh. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Komoditas telur ayam ras, ikan segar dan bawang merah jadi pemicu terjadinya inflasi pada Mei 2022 yang mencapai 0,4 persen (mtm).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono menutrkan, komoditas tersebut masuk dalam kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau yang memberi andil terbesar dari 11 kelompok pengeluaran terhadap inflasi Mei.

“Penyumbang terbesar dari kelompok pengeluaran berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,2 persen,” kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/6/2022).

Ia menambahkan, telur ayam ras merupakan penyumbang utama terjadinya inflasi secara keseluruhan yaitu memiliki andil sebesar 0,05 persen.

Baca Juga: Harga Telur Ayam di Sumsel Meroket, Tembus Rp28.000 per Kilogram

Merujuk pada hasil pemantauan BPS terhadap 90 kota, hal ini terjadi akibat kenaikan harga pakan ayam dan tingginya permintaan karena adanya kenaikan harga telur ayam ras di berbagai kota.

Sedangkan kenaikan harga ikan segar memiliki andil sebesar 0,04 persen yaitu diakibatkan oleh cuaca buruk yang melanda di berbagai perairan di nusantara sehingga banyak nelayan yang tidak bisa melaut dan menyebabkan suplai terbatas.

Untuk bawang merah memberikan andil sebesar 0,04 persen yang disebabkan karena sedikitnya pasokan bawang merah dari daerah sentra produksi dan belum pulihnya distribusi pasca Lebaran.

Tidak hanya kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau, inflasi Mei sebesar 0,4 persen (mtm) turut dipicu oleh kelompok pengeluaran transportasi dengan andil mencapai 0,08 persen.

Kelompok pengeluaran transportasi sendiri mengalami inflasi sebesar 0,65 persen pada Mei 2022 karena kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,07 persen.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Lambat, Pengangguran Tinggi, dan Inflasi Tinggi Terjadi Bersamaan Ancam Indonesia

“Kenaikan tarif angkutan udara terjadi karena tingginya permintaan menjelang Lebaran dan arus balik,” ujar Margo, dikutip via Antara.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI