Suara.com - Indonesia tengah berusaha lepas dari impor gandum dan jagung. Demi mendukung hal ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana memperluas area lahan tanaman sorgum di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Saya perintahkan kepada gubernur dan bupati untuk betul-betul memastikan berapa luasan lahan yang bisa dipakai untuk menanam sorgum sehingga kita tidak bergantung kepada gandum, tidak bergantung pada jagung dari impor," kata Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers melalui video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (2/6/2022).
Presiden melanjutkan, lahan di Sumba sebelumnya pernah ditanami jagung meski belakangan diketahui kurang produktif. Oleh sebab itu lahan dialihkan pada tanaman biji-bijian sorgum.
Saat, ini lahan sorgum di Kabupaten Sumba Timur diperkirakan mencapai 60 hektare dengan produktivitas sebesar 5 ton per hektare.
Baca Juga: Di Ende, Jokowi Terima Gelar Adat Mosolaki Ulu Beu Eko Bewa
Meski masih tergolong uji coba, petani dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp50 juta per hektare dalam satu tahun atau Rp4 juta lebih per bulan.
Presiden Jokowi pun telah memerintahkan Gubernur NTT Viktor Laiskodat dan Bupati Sumba Timur Khristofel Praing untuk memperluas lahan yang bisa ditanami sorgum.
"Kita akan perbesar tanaman sorgum ini di Provinsi NTT dengan harapan kita miliki alternatif pangan dalam rangka (mengatasi) krisis pangan dunia. Kalau kita ada berlebih, ada stok, justru ini yang akan kita ekspor," kata Jokowi, dikutip dari Antara.
Tanaman sorgum dinilai menjadi alternatif sumber pangan selain beras dan jagung, guna menghadapi krisis pangan.
Sebelumnya, sejak pandemi COVID-19 merebak, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) telah memperingatkan agar setiap negara memiliki rencana dalam menjaga kelancaran rantai pasok makanan demi mengantisipasi potensi krisis pangan.
Baca Juga: Benny K Harman Diduga Aniaya Pelayan Restoran, Polisi Periksa Tiga Saksi