Suara.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Mei 2022 terjadi inflasi sebesar 0,40 persen, sehingga laju Inflasi tahun kalender Januari-Mei telah mencapai 2,56 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau year on year mencapai 3,55 persen.
Kondisi ini pun membuat Indonesia mulai mengalami ancaman meroketnya laju inflasi yang saat ini menjadi masalah besar hampir sebagian negara dunia.
"Inflasi pada bulan Mei 2022 sebesar 0,40 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 110,42," sebut Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (2/6/2022).
Dari pantauan BPS di 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), 87 kota diantaranya mengalami inflasi dan 3 daerah lainnya mengalami deflasi.
Baca Juga: Inflasi Bulan Ini 0,4 Persen, Faktor Utamanya Gegara Tarif Angkutan dan Harga Telur
Dimana inflasi tertinggi terjadi di wilayah Tanjung Pandan yang mencapai 2,24 persen, sementara inflasi terendah terjadi di wilayah Tangerang dan Gunungsitoli yang sebesar 0,05 persen.
Sementara untuk deflasi tertinggi berada di Kotamobagu sebesar -0,21 persen dan deflasi terendah berada di Kota Marauke -0,02 persen.
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,78 persen dan juga kelompok transportasi yang mencapai 0,65 persen.
Dimana andil dari 2 kelompok tersebut masing-masing andilnya 0,20 persen dan transportasi dengan andil 0,08 persen.
"Inflasi Mei, beberapa komoditas penyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, dan ikan segar," kata Margo.
Baca Juga: Pemkot Medan Ingin Kolaborasi dengan BPS untuk Hasilkan Data yang Sama