Suara.com - India dikabarkan tengah bersiap dengan keadaan terburuk terkait krisis energi yang melanda negara itu. Hal ini menyusul laporan perusahaan tambang batu bara terbesar di dunia milik pemerintah India, Coal India Ltd yang menyebut kemungkinan krisis energi pertama India dalam 6 tahun.
Dengan kondisi tersebut, Coal India Ltd berencana melakukan impor batu bara pertama mereka setelah produksi sendiri sejak 2016 silam demi mengatasi krisis energi yang tengah melanda.
Penyebab krisis eneri India salah satunya dipicu oleh kurangnya persediaan batu bara akibat badai monsun yang menyebabkan bencana banjir di daerah pertambangan.
Dampaknya, produksi batu bara negara itu turun drastis dan distribusi sumber energi dari daerah penghasil ke pembangkit listrik jadi terhambat.
Baca Juga: Prediksi Ghana vs Timnas Indonesia U-19 di Turnamen Toulon 2022 Malam Ini
Sejumlah kalangan memprediksi, krisis energi India bisa semakin buruk dan berlangsung lama hingga September tahun ini karena permintaan listrik yang sama sekali tidak menurun.
badan riset independen Centre of Research on Energy and Clean Air dalam keterangan resminya memperkirakan, India hanya mampu memasok 154,7 juta ton batu bara pada 3Q22, lebih rendah dari kebutuhan nasional yang mencapai 197,3 juta ton pada periode yang sama.
Salah satu pilihan yang tersedia yakni, India harus mengimpor 42,5 juta ton batu bara pada 3Q22. Meski pilihan itu belakangan jadi opsi satu-satunya.
Pada tahun lalu, Coal India Limited memproduksi 596,2 juta ton batu bara atau setara dengan 83% produksi domestik.
Sejumlah negara diklaim akan menjadi pilihan India sebagai sasaran pembelian mereka tahun ini, salah satunya Indonesia.
Baca Juga: Festival Balap Sepeda Il Festino Indonesia Sambangi Yogyakarta
India 'mungkin' akan ekspor batu bara dari Indonesia sebesar 11,06 juta, naik dibandingkan April yang mencapai 8,13 juta ton dan Australia yang mencapai 4,3 juta ton, turun dari 4,94 juta ton di April.