Suara.com - Harga minyak pada perdagangan Asia merosot tiga dolar per barel, Kamis (2/6/2022) pagi usai investor mengambil untung dari reli baru-baru ini menjelang pertemuan para produsen utama yang diperkirakan akan membuka jalan bagi peningkatan produksi.
Minyak mentah Brent jatuh 2,76 dolar AS atau 2,4 persen, menjadi diperdagangkan di 113,53 dolar AS per barel pada pukul 00.24 GMT, setelah naik 0,6 persen pada hari sebelumnya.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga defisit 2,89 dolar AS atau 2,9 persen, menjadi diperdagangkan di 112,37 dolar AS per barel, setelah menguat 0,5 persen pada Rabu (1/6/2022).
Sedangkan harga acuan minyak saat ini menguat dampak sanksi Uni Eropa yang menutup pembelian gas dari Rusia.
Baca Juga: Dikira Hujan Meteor, Ilmuwan Ungkap Faktanya
Sedangkan, kasus COVID-19 yang kembali muncul di China juga berdampak pada harga minyak mentah hingga mendorong lebih tinggi.
"Investor mengambil keuntungan menjelang pertemuan OPEC+ dan dolar yang lebih tinggi," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd, merujuk pada pengelompokan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen sekutu terkait, termasuk Rusia.
"Kami memperkirakan tidak ada kejutan dari OPEC+ karena kelompok itu tidak mungkin mengubah kebijakan mereka ketika Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengunjungi Arab Saudi," sambung dia, dikutip dari Reuters.
Ia memperkirakan pasar akan pulih kembali setelah pertemuan tersebut karena berlanjutnya pengetatan pasokan global dan permintaan yang kuat untuk bahan bakar di Amerika Serikat dan Eropa.
"OPEC+ akan tetap mempertahankan kenaikan produksi minyak bulanannya, meskipun melihat pasar global yang lebih ketat," lima sumber OPEC+ mengatakan pada Rabu (1/6/2022).
Baca Juga: Segini Harga Minyak Goreng Curah di Sukabumi Usai Subsidinya Dicabut
Pada Selasa, The Wall Street Journal melaporkan, beberapa anggota OPEC sedang mempertimbangkan gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan guna memungkinkan produsen lain memompa lebih banyak minyak mentah secara signifikan seperti yang diinginkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Namun, dua sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa pertemuan teknis pada Rabu (1/6/2022) tidak membahas gagasan untuk menangguhkan Rusia dari kesepakatan. Enam delegasi OPEC+ lainnya mengatakan gagasan itu tidak dibahas oleh kelompok tersebut.
Komite teknis OPEC+ memangkas perkiraannya untuk surplus pasar minyak 2022 sekitar 500.000 barel per hari menjadi 1,4 juta barel per hari, kata dua sumber OPEC+.