Suara.com - Rusia kini tengah menyiapkan kuota untuk ekspor pupuk pada Juli hingga Desember antisipasi pembatasan yang dilakukan sejumlah negara barat.
Pembatasan memperpanjang langkah-langkah yang diperkenalkan selama enam bulan terakhir dan datang meskipun ekspor pupuk dari Rusia terkena sanksi Barat yang dikenakan pada Moskow sejak mengirim ribuan tentara ke Ukraina pada 24 Februari.
Rusia menetapkan kuota nitrogen sebesar 8,3 juta ton dan untuk pupuk yang mengandung nitrogen kompleks sebesar 5,9 juta ton pada periode tersebut, kata pemerintah.
Hingga kini, Rusia masih menjual pupuk kompleks ke Amerika Latin dan Asia meski sanksi Barat menyebabkan kesulitan dalam mentransfer pembayaran melalui bank-bank Barat dan dalam mengamankan kapal-kapal besar.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Tipis Dampak 'Keretakan' Negara Anggota OPEC+
"Keputusan itu bertujuan untuk mencegah kelangkaan pupuk dalam negeri dan mencegah kenaikan harga pangan," kata pejabat setempat, seraya menambahkan bahwa kementerian perdagangan dan pertanian akan mendistribusikan kuota antara eksportir yang berbeda.
Rusia adalah produsen utama pupuk yang mengandung kalium, fosfat, dan nitrogen. Rusia menghasilkan lebih dari 50 juta ton per tahun dari mereka, atau 13 persen dari total global.
Akhir tahun lalu, Rusia sudah membatasi ekspor pupuk untuk 1 Desember hingga 31 Mei guna membantu mengekang kenaikan harga pangan lebih lanjut di tengah harga gas alam yang lebih tinggi.
Empat bulan kemudian dikatakan bahwa pihaknya berencana untuk melanjutkan penetapan kuota selama penaburan biji-bijian musim dingin berikutnya dan penaburan biji-bijian musim semi berikutnya.
Baca Juga: Sanksi Terkeras Buat Putin, Uni Eropa Sepakat Pangkas 90 Persen Impor Minyak dari Rusia