Dapat Suntikan PMN Rp199 Miliar, Indofarma Bakal Bikin 5 Pabrik Fasilitas Kesehatan

Selasa, 31 Mei 2022 | 18:12 WIB
Dapat Suntikan PMN Rp199 Miliar, Indofarma Bakal Bikin 5 Pabrik Fasilitas Kesehatan
Ilustrasi rumah sakit. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT. Indofarma Tbk. tahun ini akan mengimplementasikan lima proyek pengembangan alat kesehatan dan herbal dengan total investasi yang bersumberkan dari dana Shareholder Loan  Penyertaan Modal Negara senilai Rp199,86 miliar.

Proyek tersebut terdiri dari pembangunan pabrik medical furniture dengan nilai pembiayaan investasi Rp16,53 miliar, proyek pabrik elektromedis sebesar Rp74,98 miliar, proyek In vitro diagnostik dan instrumen dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp71,86 miliar, proyek natural extract dengan nilai pembiayaan investasi sebesar Rp26,49 miliar dan proyek supporting function sebesar Rp10 miliar.

Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menjelaskan proyek ini sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan ketahanan dan kemandirian industri kesehatan Indonesia.

“Target serapan dana PMN untuk pembangunan beberapa fasilitas produksi diatas ditargetkan selesai keseluruhannya di triwulan II-2023 dan diharapkan pada triwulan III-2022 telah dapat beroperasional dan memberikan kontribusi untuk kinerja perseroan yang lebih baik,” katanya dalam paparan publik, Selasa (31/5/2022).

Baca Juga: Stafsus Menkes: Banyak Dokter Bilang Alat Kesehatan Dalam Negeri Kurang Bermutu

Arief menambahkan perseroan juga akan melakukan refinancing terhadap utang yang direstrukturisasi yang akan nantinya diganti dengan SHL induk perseroan yakni PT Bio Farma. Di mana, nilainya mencapai Rp355 miliar.

Selain itu, INAF juga akan melakukan supply chain finance bekerjasama dengan pihak perbankan untuk membiayai alat-alat kesehatan yang dikeluarkan oleh Indofarma untuk keperluan rumah sakit. Di mana, untuk ini nilainya akan berbeda antar rumah sakit mengikuti assessment dari pihak bank. Adapun kerjasama ini akan bersifat skema Kerjasama Operasional.

"Indofarma sudah ada KSO dengan 7 RSUD, di pipeline 20-an lebih. Sampai akhir tahun bisa eksekusi 15-17 rumah sakit. Yang terbanyak untuk mesin hemodialisa, medical operating theatre, dan ESWL untuk ginjal,” kata Arief.

Secara konsolidasian, pada tahun lalu pperseroan mencatatkan penjualan Rp2,90 triliun, meningkat sebesar Rp1,19 triliun atau 69,15 persen dibandingkan tahun 2020 sebesar Rp1,72 triliun.

Peningkatan penjualan bersih tersebut terutama masih didominasi dari penjualan produk Covid-related baik untuk segmen alat kesehatan, obat-obatan dan pengadaan serta distribusi penugasan vaksin Covid-19, Covovax.

Baca Juga: Sri Mulyani Minta Rumah Sakit Jangan Sering Impor Alat Kesehatan

Namun, adanya penerapan kebijakan akuntansi PSAK 71 di tahun 2020, perseroan membukukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai dan beban pajak kini yang berdampak terhadap tergerusnya laba bersih perseroan sehingga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp37,57 miliar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI