Suara.com - Dalam momentum 70 tahun kerja sama kedua negara, Indonesia mendorong kerja sama dengan Jerman sebagai Presidensi G7 untuk menjadi jembatan antar negara berkembang dengan negara maju.
Usai menghadiri pertemuan World Economic Forum di Davos, Swiss, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto bertolak ke Jerman.
Kunjungan bilateral ini menjadi sangat penting bagi Indonesia sebagai Presidensi G20, mengingat tahun ini Jerman juga menjadi Presidensi G7 yang merupakan kelompok negara-negara maju di dunia.
"Jadi ini dua-duanya timely, untuk menjembatani kepentingan negara berkembang untuk negara maju,” ungkap Airlangga Hartarto kepada DW Indonesia.
Presidensi Indonesia pada G20 telah mendorong sejumlah isu prioritas yaitu arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital dan ekonomi.
Dalam kunjungannya di Jerman, Airlangga membahas persiapan menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo yang akan menghadiri pertemuan G7. Pertemuan negara-negara maju di dunia ini akan digelar pada 26 hingga 28 Juni 2022 di Istana Elmau di kota Garmisch-Partenkirchen, negara bagian Bayern, Jerman.
Airlangga juga menambahkan, "Presiden Jerman juga dijadwalkan akan berkunjung ke Indonesia sekitar pertengahan bulan Juni ini.”
Tahun ini juga bertepatan dengan 70 tahun komitmen kerja sama Indonesia dengan Jerman. Indonesia berharap peringatan ini menjadi momentum untuk memperkuat kemitraan yang strategis baik dalam kerja sama ekonomi, pendidikan, kemaritiman, dan pengembangan energi terbarukan. Indonesia siap jadi official partner country Hannover Messe 2023
Setelah berpartisipasi pada Hannover Messe 2021, Indonesia akan kembali menjadi official partner country di tahun 2023.
Baca Juga: G7 Sepakat Tinggalkan Energi Batu Bara pada 2035
Ajang ini menjadi peluang Indonesia untuk dapat menarik lebih banyak investasi ke Indonesia dari gelaran tahunan tersebut.