Suara.com - Keputusan Gazprom Rusia yang memutus pasokan gasnya ke Belanda membuat negara tersebut kehilangan 5 persen pasokan gas untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Padahal, Belanda mendapat sekitar 15 persen pasokan gasnya dari Rusia. Rusia menghentikan pasokan gas mereka karena GasTerra, perusahaan gas Belanda tidak mau membayar menggunakan Rubel.
"Penghentian berarti 2 miliar meter kubik gas yang dikontrakkan dengan Gazprom tidak akan dikirim dari 31 Mei hingga 30 September," kata GasTerra dalam siaran pers.
“GasTerra sudah mengantisipasinya dengan membeli gas dari provider lain,” kata perusahaan Belanda yang sebagian sahamnya dimiliki pemerintah Belanda itu.
Baca Juga: Produksi Mobil Baru Terganggu Pasokan Wire Harness Dari Ukraina
"Pasar gas Eropa sangat terintegrasi dan luas," katanya, menambahkan bahwa "tidak mungkin untuk memprediksi" bagaimana pasokan yang hilang akan mempengaruhi situasi penawaran dan permintaan dan "apakah pasar Eropa dapat menyerap hilangnya pasokan ini tanpa konsekuensi serius."
Menteri Energi Belanda Rob Jetten melalui Twitternya menyebut, pemerintah memahami keputusan GasTerra untuk tidak mematuhi persyaratan pembayaran Gazprom.
"Keputusan ini tidak memiliki konsekuensi untuk pasokan fisik gas ke rumah tangga Belanda," kata menteri.
April lalu, pemerintah Belanda mengumumkan rencana untuk sepenuhnya mengakhiri pembelian gas Rusia pada akhir tahun 2022.
Mereka mengaku akan mencoba untuk mencapai tujuan ini dengan berfokus pada konservasi energi, energi terbarukan dan lebih banyak impor dari negara lain.
Baca Juga: Indomie Bertuliskan Hot & Spicy Ditemukan Tentara Rusia di Ukraina, Warga Twitter: Pantes Pada Kabur