Laba Industri China Cetak Rekor Penurunan Terburuk dalam Dua Tahun

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 27 Mei 2022 | 11:25 WIB
Laba Industri China Cetak Rekor Penurunan Terburuk dalam Dua Tahun
Orang-orang antre untuk menjalani tes asam nukleat saat pengujian COVID-19 massal digelar di seluruh kota setelah kasus lokal varian Omicron terdeteksi di Tianjin, China, 9 Januari 2022. ANTARA/cnsphoto via REUTERS/as
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sejumlah perusahaan industri China mengalami penurunan laba dalam dua tahun, pada April kemarin usai terdampak kenaikan harga bahan baku dan rantai pasokan yang berantakan akibat pembatasan sejak wabah COVID-19.

Biro Statistik pada Jumat (27/5/2022) menyebut, laba turun 8,5 persen usai kenaikan 12,2 persen pada Maret menurut perhitungan Reuters berdasarkan data resmi. Penurunan tersebut merupakan yang terbesar sejak Maret 2020.

Produksi industri dari pusat komersial Shanghai, yang terletak di jantung manufaktur di Delta Sungai Yangtze, menukik turun sebesar 61,5 persen pada April, di tengah penguncian penuh dan jauh lebih curam daripada penurunan 2,9 persen secara nasional.

Laba perusahaan-perusahaan industri tumbuh 3,5 persen tahun-ke-tahun menjadi 2,66 triliun yuan (395,01 miliar dolar AS) untuk periode Januari-April, melambat dari kenaikan 8,5 persen dalam tiga bulan pertama, kata biro statistik.

Baca Juga: Kuartal I 2022, SMGR Catatkan Kenaikan Laba Bersih 10,6 Persen Menjadi Rp498 Miliar

Negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengalami pertumbuhan aktivitas yang sangat lemah bulan lalu, karena ekspor kehilangan momentum dan sektor properti goyah.

Pada Rabu (25/5/2022), Perdana Menteri Li Keqiang mengakui pertumbuhan ekonomi yang sangat lemah dan mengatakan kesulitan ekonomi di beberapa aspek lebih buruk daripada 2020 ketika ekonomi pertama kali dilanda wabah COVID-19.

"Kita harus berusaha untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang wajar pada kuartal kedua, menurunkan tingkat pengangguran sesegera mungkin, dan menjaga operasi ekonomi dalam kisaran yang wajar," kata Li, dikutip via Antara.

Belum lama ini, China juga memotong suku bunga pinjaman acuan untuk pinjaman korporasi dan rumah tangga selama dua bulan berturut-turut dan menurunkan suku bunga acuan hipotek (KPR) untuk pertama kali dalam hampir dua tahun.

Pemerintah juga berjanji akan mengupayakan agar ekonomi tidak goyah. Para analis saat ini telah menurunkan perkiraan pertumbuhan setahun penuh mereka, mencatat pemerintah tidak menunjukkan tanda-tanda melonggarkan kebijakan "nol-COVID".

Baca Juga: Ingin Hubungan Diplomatik dengan Cina Makin Erat, Bayi Panda Raksasa Ketiga yang Lahir di Malaysia Diberi Nama Sheng Yi

Liabilitas di perusahaan-perusahaan industri melonjak 10,4 persen dari tahun sebelumnya pada akhir April, sedikit lebih lambat dari pertumbuhan 10,5 persen pada akhir Maret.

Data laba industri mencakup perusahaan-perusahaan besar dengan pendapatan tahunan lebih dari 20 juta yuan dari operasi utama mereka. (1 dolar AS = 6,7340 yuan China)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI