Suara.com - Harga minyak melesat sekitar 3 persen ke level tertinggi dua bulan pada Kamis, di tengah tanda-tanda pasokan yang ketat menjelang driving season musim panas Amerika.
Mengutip CNBC, Jumat (27/5/2022) minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, ditutup melesat USD3,37, atau 3,0 persen menjadi USD117,40 per barel.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), melambung USD3,76, atau 3,4 persen menjadi menetap di posisi USD114,09 per barel.
"Harga minyak mentah naik karena pasar minyak yang ketat akan tetap ada mengingat awal driving season musim panas akan terus menekan stok Amerika," kata Edward Moya, analis OANDA.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melesat di Tengah Ketatnya Pasokan AS
Harga mendapatkan dukungan dari penarikan mingguan yang cukup besar dalam persediaan minyak mentah Amerika, dilaporkan Rabu.
"Latar belakang fundamental semakin mendukung harga dan akan menjadi lebih bullish setelah sanksi UE atas penjualan minyak Rusia didukung oleh semua pihak yang terlibat," kata Tamas Varga, analis PVM Oil.
Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan dia yakin kesepakatan dapat dicapai sebelum pertemuan dewan berikutnya pada 30 Mei.
Hungaria tetap menjadi batu sandungan, karena sanksi UE membutuhkan dukungan bulat. Hungaria meminta sekitar 750 juta euro (USD800 juta) untuk meningkatkan kemampuan kilangnya dan memperluas jaringan pipa dari Kroasia.
Bahkan tanpa larangan resmi, lebih sedikit minyak Rusia yang tersedia karena pembeli dan perusahaan dagang menghindari pemasok dari negara tersebut.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Resesi dan Lockdown China
Produksi minyak Rusia akan turun menjadi 480 juta hingga 500 juta ton tahun ini dari 524 juta ton pada 2021, kantor berita pemerintah RIA melaporkan, mengutip Wakil Perdana Menteri Alexander Novak.
OPEC Plus bertemu pada 2 Juni dan diperkirakan mempertahankan kesepakatan tahun lalu untuk menaikkan target produksi Juli sebesar 432.000 barel per hari.
Sejumlah faktor lain juga menjadi pendukung harga minyak.
"Shanghai sedang bersiap untuk dibuka kembali setelah penguncian selama dua bulan, sementara puncak musim mengemudi di Amerika dimulai dengan long weekend Memorial Day," kata Sugandha Sachdeva, Vice President Religare Broking. Amerika Serikat merayakan Memorial Day Senin.