Menteri Bahlil: Indonesia Siap Tingkatkan Kerjasama Investasi dengan Inggris

Kamis, 26 Mei 2022 | 15:45 WIB
Menteri Bahlil: Indonesia Siap Tingkatkan Kerjasama Investasi dengan Inggris
Bahlil Lahadalia
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia bertemu Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone pada Kamis (25/5/2022) waktu setempat.

Menteri Invetasi didampingi Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid dan Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia Anindya N. Bakrie.

Pertemuan bilateral dengan menteri investasi Inggris merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya saat kunjungan kerja Bahlil ke London, Inggris bulan Maret lalu.

Bahlil menyampaikan bahwa Kementerian Investasi/BKPM mewakili pemerintah Indonesia siap untuk melakukan kerja sama dengan pemerintah Inggris terkait dengan investasi.

Baca Juga: Tesla Investasi Ekosistem Baterai Mobil di Jawa Tengah, Ini Lokasinya

Menurut Bahlil, kerja sama dua negara ini nantinya akan berdampak postif pada peningkatan investasi dua arah antara Indonesia dan Inggris, dan mendorong nilai tambah yang saling menguntungkan.

“Saya pikir kita perlu membuat tim khusus untuk merealisasikan kerja sama ini. Perjanjian kerja sama akan kita teken saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali 2022 berlangsung November mendatang,” ujar Bahlil dalam keterangan pers.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Investasi Inggris Lord Grimstone menyetujui rencana penandatanganan kerja sama yang akan dilakukan saat KTT G20 2022 di Bali, Indonesia mendatang.

Lord Grimstone berharap kerja sama ini nantinya dapat terealisasi dengan baik.

“Saya senang bisa bertemu dengan Pak Menteri hari ini. Kerja sama pemerintah Indonesia dan Inggris ini perlu benar-benar kita kawal dan laksanakan dengan baik,” ujar Lord Grimstone.

Baca Juga: Menteri Investasi/BKPM Sebut Jateng Akan Jadi Salah Satu Pusat Industri Terbaik di Indonesia

Ruang lingkup kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Inggris ini nantinya akan mencakup ruang lingkup tiga sektor prioritas, yaitu industri hilirisasi tambang nikel dan mineral lainnya yang menghasilkan nilai tambah, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan industri kesehatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI