Industri Tekstil: Manis Bagi Ekonomi, Pahit bagi Lingkungan

Kamis, 26 Mei 2022 | 11:29 WIB
Industri Tekstil: Manis Bagi Ekonomi, Pahit bagi Lingkungan
DW
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Masalah lainnya juga ada pada penggunaan energi yang besar dalam memproduksi tekstil. Di Indonesia, hingga saat ini proses untuk menciptakan industri fesyen yang ramah lingkungan masih menghadapi banyak tantangan.

Iwan Kurniawan Lukminto, Wakil Presiden Direktur PT. Sri Rejeki Isman atau Sritex, sebuah perusahaan tekstil besar di Indonesia, menyebut "saat ini salah satu tantangannya Indonesia memiliki keterbatasan dalam memilih opsi sumber energi yang akan digunakan bagi industri tekstil.”

Opsi energi yang lebih ramah pada lingkungan menjadi salah satu fokus pemerintah Indonesia.

"Akselarasi dari transisi energi menjadi sebuah keharusan. Saat ini isu transisi energi menjadi salah satu gagasan yang pemerintah Indonesia bawa dalam presidensi G20,” ungkap Sekretaris Jenderal bidang Energi Keterbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Ego Syahrial.

Kementerian ESDM menyebut Indonesia memiliki potensi besar untuk menghasilkan 3.686 gigawatt energi terbarukan. Namun hingga saat ini, baru sekitar 0,3 persen saja yang sudah dikembangkan.

Rencananya pada 2025, Indonesia mematok sekitar 23 persen kebutuhan energi nasional dari energi terbarukan. Tren pada fesyen yang ramah lingkungan Kesadaran masyarakat pada produk fesyen yang ramah lingkungan semakin meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini tidak lepas dari isu perubahan iklim yang menjadi perhatian global.

"Saat ini saat kita berbicara mengenai industri fesyen, kita berbicara tentang tren yang paling penting yaitu isu berkelanjutan. Saat ini kita harus menyadari bahwa produksi tekstil dan fesyen dalam beberapa tahun terakhir telah meningkatkan keterampilan dan proses efisiensi terhadap sumber daya dalam beberapa tahun terakhir,” ungkap Yaya Winarno Junardi.

Dalam beberapa tahun terakhir, konsep fesyen berkelanjutan atau ramah lingkungan (sustainable fashion) terus digaungkan oleh para desainer dan brand di seluruh dunia. Hal ini untuk membangun kesadaran pada konsumen mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

"Saat ini konsumen makin sadar pada isu lingkungan, termasuk juga pada apa yang mereka beli dan gunakan,” papar Iwan Kurniawan Lukminto.

Baca Juga: Makin Banyak Industri Tekstil dan Fashion Beralih ke Kapas Berkelanjutan, Kenapa

Sebagai pelaku industri tekstil, Lukminto memaparkan tantangan lainnya di Indonesia untuk menciptakan iklim fesyen yang bekelanjutan juga ada pada isu keterjangkauan harga produk bagi konsumen. Masalah utama perkembangan industri fesyen yang ramah lingkungan terletak pada perbedaan harga produk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI