Suara.com - Harga minyak dunia naik pada perdagangan Rabu, karena ketatnya pasokan dan aktivitas penyulingan Amerika yang meningkat menuju level tertinggi sebelum pandemi virus Covid-19.
Mengutip CNBC, Kamis (26/5/2022) minyak mentah berjangka Brent untuk kontrak pengiriman Juli patokan internasional, ditutup menguat 47 sen menjadi USD114,03 per barel.
Sementara, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Juli, meningkat 56 sen menjadi USD110,33 per barel.
Stok minyak mentah Amerika menyusut 1 juta barel pekan lalu, kata pemerintah, dengan persediaan bensin juga turun sedikit.
Baca Juga: Harga Minyak Mentah Naik Tipis di Tengah Kekhawatiran Resesi dan Lockdown China
Sementara stok sulingan naik 1,7 juta barel. Pabrik penyulingan meningkatkan kecepatan pemrosesan, mendorong penggunaan kapasitas menjadi 93,2 persen level tertinggi sejak Desember 2019.
Pabrik penyulingan mempertahankan fasilitas berjalan pada full-tilt untuk menghadapi permintaan yang tinggi, terutama dari luar negeri, karena ekspor produk olahan melesat jadi lebih dari 6,2 juta barel per hari pekan lalu.
Ekspor yang tinggi dan pengurangan kapasitas penyulingan berarti stok bensin menyusut di Amerika Serikat.
Sementara aktivitas perjalanan selama long weekend Memorial Day Amerika, pekan ini, diperkirakan menjadi yang tersibuk dalam dua tahun, menyebabkan permintaan bahan bakar melambung karena lebih banyak pengemudi turun ke jalan dan mengabaikan pembatasan pandemi virus korona meski harga BBM meroket.
"Kita tidak melihat adanya elastisitas dalam permintaan produk olahan," kata Gary Cunningham, Direktur Tradition Energy.
Baca Juga: Khawatir Resesi Ekonomi, Harga Minyak Dunia Naik Tipis
Pasokan minyak mentah global terus mengetat karena pembeli menghindari minyak dari Rusia, eksportir terbesar kedua di dunia, setelah invasi ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus."