Suara.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) dinilai memiliki risiko jangka panjang dan dampak positif bisnis terhadap lingkungan sangat baik. Hal ini turut menjadi sentimen positif terhadap rekomendasi saham perusahaan sub-holding PT Pertamina (Persero) ini.
Riset RHB Sekuritas group dalam laporan Indonesia Company Update menyebutkan Environmental, Social, dan Governance atau dikenal dengan istilah ESG Score, tiga komponen yang bisa berdampak positif terhadap bisnis serta keberlanjutan operasional perusahaan dalam jangka panjang dari PGAS adalah positif (Good).
Dari angka Score atau Rating tertinggi 4, PGAS meraih angka 2,83. Dari sisi Environmental (Lingkungan), PGAS meraih nilai positif (Good) karena terus mendukung dan berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan.
”Komitmen ini merupakan peran aktif PGAS dalam memajukan energi terbarukan di Indonesia. Terkait pengelolaan sampah, strategi PGAS adalah mengurangi sampah dari sumbernya (reduction at source)” ungkap riset tersebut, dikutip Rabu (25/5/2022).
Baca Juga: Saham PGAS dan UNVR Menguat di Momen Recovery Perekonomian Pasca Pandemi
Artinya, berdasarkan hasil analisa RHB yang diterbitkan 13 Mei lalu itu, PGAS berusaha mengurangi jumlah limbah melalui perencanaan dengan meminimalkan dampak pembuangan limbah.
Sedangkan dari sisi Social (Sosial) yang juga meraih nilai positif (Good), PGAS dinilai berkomitmen meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan dalam beberapa hal, mulai dari kesehatan, kesejahteraan masyarakat, hingga pendidikan.
”PGAS menerapkan ISO 26000 dalam melaksanakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan agar program-program tersebut efektif, efisien dan bermanfaat besar. Di masa pandemi, perusahaan bergerak cepat untuk mendukung Pemerintah dalam menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang terkena dampak,” riset RHB memaparkan.
Adapun dari sisi Governance (Tata Kelola) PGAS mendapat nilai Positif (Good) karena berkomitmen untuk mengedepankan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/ GCG)) yaitu transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, dan kewajaran.
”Hal ini juga mengintegrasikan prinsip dan praktik keberlanjutan dengan memperhatikan lima aspek penting yaitu, manusia, planet, kemakmuran, perdamaian, dan, kemitraan,” terangnya.
Baca Juga: Saham PGAS Berpeluang Masuk Indeks MSCI Lagi
Ketiga hal tersebut ditambah dengan terus positifnya fundamental dan kinerja keuangan, menurut riset RHB Group, menghasilkan rekomendasi beli (buy) untuk saham PGAS dengan target harga Rp1.800 pada jangka pendek. Rekomendasi ini mempertimbangkan pada positifnya kinerja PGAS pada triwulan I 2022.
Pada tiga bulan awal 2022, PGAS mencatatkan laba bersih senilai USD 118,5 juta atau setara sekitar Rp 1,7 triliun. Melesat 92,68 persen dibandingkan USD 61,5 juta pada kuartal I 2021.
Kenaikan laba bersih sejalan dengan pertumbuhan pendapatan PGAS yang mencapai USD 836,9 juta pada kuartal I 2022. Terjadi kenaikan sebesar 14,15 persen dibandingkan USD 733,15 juta pada periode sama tahun sebelumnya.
Di luar dari itu, terdapat juga sejumlah sentiment positif lain yang menurut catatan RHB akan berdampak signifikan terhadap fundamental dan performa bisnis PGAS. Di antaranya menunggu keputusan tentang perluasan batas harga.
”Perluasan batas harga gas untuk industri yang akan naik di USD6.00/mmbtu sudah pasti. Namun, masih menunggu keputusan resmi,” ungkap tim riset RHB.
Selain itu, kinerja PGAS juga akan terangkat meningkatnya transportasi minyak di Rokan. Proyek ini sebagian telah berjalan sejak Januari 2022 dan untuk setahun penuh pada 2022, PGAS memperkirakan blok Rokan akan meningkat hingga 140.000 boepd dimulai pada kuartal kedua tahun ini.
”Fasilitas layanan transportasi minyak untuk Pertamina memiliki biaya tol USD2,50/boe. Margin yang sangat layak, menurut kami,” imbuhnya.
Perluasan jaringan gas kota juga dinilai RHB akan berdampak signifikan kepada PGAS. Perusahaan menargetkan tambahan menjadi total 1 juta sambungan gas rumah tangga dengan total belanja modal USD 240 juta dan mengharapkan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 11 persen.
Kinerja anak usaha yaitu Saka Energi juga akan menambah performa positif PGAS pada tahun 2022. Pendapatan bisnis hulu diproyeksi lebih tinggi sebesar 14 persen dari total pendapatan di triwulan awal 2022 yang ada di level 10 – 11 persen.
”Terutama didorong oleh harga minyak yang lebih baik untuk tahun 2022. Dengan harga minyak rata-rata yang lebih baik dari tahun lalu, kami memperkirakan potensi kenaikan lebih lanjut untuk sayap bisnis hulu PGAS,” tim riset RHB menjelaskan.