Suara.com - Starbucks memutuskan untuk menyetop bisnisnya di Rusia. Perusahaan gerai kopi ini telah menghentikan operasional dan pengiriman produknya ke Rusia pada bulan Maret lalu.
"Sekarang, telah membuat keputusan untuk keluar dan tidak lagi memiliki kehadiran merek di pasar," kata Starbucks dalam sebuah pernyataan singkat seperti dikutip dari CNN Business, Selasa (24/5/2022).
Starbuck akan tetap membayar gaji 2.000 karyawan selama enam bulan ke depan. Starbucks juga akan membantu mereka mencari pekerjaan baru di luar perusahaan.
Starbucks pertama kali dibuka di Rusia pada tahun 2007. Pada Maret, Starbuck memiliki 130 toko di Rusia, semuanya dimiliki dan dioperasikan oleh seorang mitra.
Baca Juga: Susul McDonalds, Starbucks Keluar dari Rusia dan Ribuan Karyawan Diberhentikan
Keputusan Starbucks iini mengikuti langkah serupa yang dilakukan McDonald's.
Pekan lalu, rantai burger mengatakan bahwa mereka menjual bisnisnya di Rusia setelah beroperasi selama lebih dari 30 tahun di wilayah tersebut.
McDonald's mengatakan bahwa krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang di Ukraina, telah membuat McDonald's menyimpulkan bahwa kepemilikan bisnis yang berkelanjutan di Rusia tidak lagi dapat dipertahankan, juga tidak konsisten dengan nilai-nilai McDonald's.
McDonald's kemudian mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian untuk menjual bisnis kepada pemegang lisensi yang ada, dan akan membuka restoran dengan merek baru.
Starbucks dan McDonald's keduanya memutuskan untuk menghentikan sementara operasi mereka pada waktu yang sama di bulan Maret.
Baca Juga: Pasangan Ini Rela Makan Nasi Campur Garam dan Minyak Tapi Minumnya Starbucks
Pada saat itu, CEO Starbucks saat itu Kevin Johnson mengutuk serangan mengerikan di Ukraina oleh Rusia dan hati kami untuk semua yang terkena dampak.