Suara.com - Harga emas dunia menguat pada perdagangan Senin, karena pelemahan dolar dan meningkatnya kekhawatiran pada ekonomi dunia mengangkat logam kuning tersebut.
Mengutip CNBC, Selasa (24/5/2022) harga emas di pasar spot naik 0,4 persen menjadi USD1.853,70 per ounce. Harga melesat lebih dari 1 persen dan mencapai level tertinggi sejak 9 Mei di USD1.865,29 pada awal sesi.
Sementara, emas berjangka Amerika Serikat ditutup menguat 0,3 persen menjadi USD1.847,8 per ounce.
"Ada pemantulan korektif yang kuat dalam emas karena dolar AS mengalami penurunan tajam," kata analis Kitco, Jim Wycoff.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Berkilau Gara-gara Pelemahan Dolar AS
Dolar merosot ke level terendah dalam sebulan, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
"Selera risiko trader dan investor tetap kurang kuat, yang mendorong beberapa permintaan safe haven untuk emas. Investor mulai menyadari bahwa inflasi akan menjadi masalah yang lebih lama dari sekadar periode sementara." Kata Jim.
Daya tarik emas meredup, imbal hasil US Treasury meningkat pada sesi Senin.
Meski dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
"Kendati kenaikan hari ini disambut baik oleh pemegang emas, seberapa jauh logam mulia dapat menguat kemungkinan akan dibatasi oleh kenyataan bahwa bank sentral di Amerika dan Eropa menetapkan jalur kenaikan suku bunga selama beberapa bulan mendatang," ujar Rupert Rowling, analis Kinesis Money.
Baca Juga: Respon Pelemahan Dolar AS, Harga Emas Dunia dan Perak Melesat
Sementara itu, harga perak di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD21,79 per ounce, platinum bertambah 0,1 persen menjadi USD956,76 dan paladium melonjak 1,3 persen menjadi USD1.988,44.