“Beberapa kekhawatiran terkait dengan definisi luas dan sempit dari perangkat keterampilan digital, variabel aliran vs stok, dan daftar pekerjaan utama vs terperinci, perlu diuji lebih lanjut,” ungkapnya.
“Dengan demikian, umpan balik, masukan, pembelajaran, dan berbagi pengalaman dari semua negara G20 benar-benar bermanfaat untuk meningkatkan toolkit dan implementasinya di masa mendatang. Saya memahami bahwa kita semua tertarik untuk melihat banyak anggota masyarakat dapat mengembangkan keterampilan dan literasi,” pungkasnya.
Di kalangan negara anggota G20, kebutuhan untuk meningkatkan keterampilan dan literasi digital tetap menjadi agenda utama.
Sehingga, Presidensi G20 Indonesia mengajukan perangkat untuk mengukur keterampilan dan literasi digital. Rumusan toolkit akan memperhatikan konteks sosial dan ekonomi setiap anggota G20 dan setiap negara dapat memodifikasi indikator berdasarkan prioritas masing-masing.
Toolkit atau perangkat pengukuran yang diusulkan Indonesia terdiri dari empat pilar, yaitu 1) infrastruktur dan ekosistem; 2) literasi; 3) pemberdayaan; dan 4) pekerjaan yang dirinci menjadi 32 indikator. Pilar tersebut akan menjadi pengukuran standar keterampilan digital secara lebih komprehensif dan objektif.