IHSG Dibuka Menguat Jelang Akhir Pekan, Saham-saham 'Minyak Goreng' Ngegas To The Moon!

M Nurhadi Suara.Com
Jum'at, 20 Mei 2022 | 09:14 WIB
IHSG Dibuka Menguat Jelang Akhir Pekan, Saham-saham 'Minyak Goreng' Ngegas To The Moon!
Tanda buah segar perkebunan sawit di Sumsel [Suara.com/Tasmalinda]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada pembukaan hari ini Jumat (20/5/2022), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat di kisaran 6871 terdorong penguatan saham-saham dari emiten industri sawit.

Sejumlah saham penguasa industri minyak goreng, seperti Provident Agro Tbk (PALM), Astra Agro Lestasi Tbk (AALI), PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk (SMRT), Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) secara kompak menguat signifikan.

PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia meyakini,masih akan menarik di tengah tren koreksi tahunan ‘Sell in May and Go Away’ serta tekanan dari kenaikan suku bunga acuan AS karena kuatnya fundamental pasar Indonesia.

Kuatnya faktor fundamental tercermin dari tingginya minat investor asing yang terlihat dari besarnya aliran masuk dana investor asing (foreign fund flow).

Baca Juga: BREAKING NEWS! Mulai Senin Depan, Jokowi Resmi Cabut Larangan Ekspor CPO

"Dengan kondisi tersebut, maka secara teknikal IHSG diprediksi akan terkonsolidasi dengan support-resistance pada kisaran 6.506-6.904," kata Martha Christina selaku Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia pada Kamis (19/5/2022) lalu.

Dengan demikian, Martha dan tim menyarankan investor untuk fokus bertransaksi aktif jangka pendek pada tiga sektor yaitu sektor keuangan, energi, dan industri.

Di sektor keuangan, empat saham yang dipilih adalah BBCA, BBRI, BMRI, dan BBNI. Saham-saham pilihan Martha dan tim di sektor energi yaitu ADRO, ITMG, PTBA, ADMR, dan PGAS. Di sektor industri, ada dua pilihan yaitu ASII dan UNTR.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta menambahkan bahwa faktor tren ‘Sell in May and Go Away’ serta kenaikan suku bunga acuan AS (Fed Rate) sudah diantisipasi pelaku pasar sehingga koreksi memang diprediksi terjadi tetapi akan terbatas.

Pada Mei, foreign fund flow memang negatif Rp8,36 triliun, tetapi sejak awal tahun masih surplus cukup besar yaitu Rp51,27 triliun per 13 Mei.

Baca Juga: Asing Lepas Saham Rp266 Miliar, IHSG Ditutup Menguat ke Level 6.823

"Foreign fund flow sejak awal tahun menjadi faktor utama yang akan menahan koreksi dan menunjukkan bahwa investor asing menilai fundamental dalam negeri Indonesia masih menarik," ujar Nafan.

Selain itu, lanjut Nafan, ada juga faktor-faktor pendukung lain yang menjadi penyeimbang faktor ‘Sell in May’ dan Fed Rate yaitu laporan keuangan emiten periode kuartal I 2022 yang positif serta data ekonomi domestik yang mendukung.

Faktor fundamental tersebut terutama neraca dagang yang realisasinya jauh di atas prediksi pasar karena didukung tingginya harga komoditas, industri yang masih tumbuh dan dicerminkan indeks pembelian industri (purchasing manager index/PMI), serta indeks keyakinan konsumen (IKK) yang masih optimis.

Pasar saham Indonesia menjalani libur dan cuti bersama terkait Lebaran sejak 29 April 2022 hingga 8 Mei 2022, di mana pengumuman keputusan Fed Rate disampaikan pada 5 Mei 2022 waktu setempat dan membuat pasar saham AS serta global tertekan sentimen tersebut.

Pada saat koreksi global tersebut, IHSG yang masih belum bertransaksi karena cuti bersama belum tertular pelemahan dan langsung terkoreksi ketika dibuka.

Meskipun bulan ini diprediksi akan konsolidasi, tetapi IHSG diprediksi masih dapat tumbuh tahun ini yang tercermin dari prediksi positif hingga posisi 7.600.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI