Suara.com - Dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagramnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan ingin mengunjungi Desa Rowo Bayu yang Diduga Jadi Lokasi KKN Desa Penari.
Desa tersebut berada di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Erick mengatakan dengan kisah yang diangkat ke layar lebar dan menjadi film horor terlaris nasional.
Tak tanggung-tanggung, Erick menghadirkan Pengelola Rowo Bayu, Sudirman, sebagai narasumber dalam video tersebut. Sudirman membenarkan bahwa KKN di Desa Penari merupakan kisah nyata.
Dia mengatakan kejadian KKN yang menelan korban jiwa itu terjadi pada 2008 silam. Lalu bagaimana profil Desa Rowo Bayu?
Desa Rowo Bayu mulai terkenal setelah enam mahasiswa dari sebuah kampus di Surabaya melakukan KKN. Dua mahasiswa diantaranya terlibat cinta lokasi.
Menurut keterangan Sudirman, saat kedua mahasiswa tersebut menjelajahi Desa Rowo Bayu mereka justru tersesat ke bagian utara desa.
Di sana, keduanya ketemu dengan seseorang yang mengajaknya mampir, lalu dijamu dan diberi oleh-oleh makanan yang dibungkus dengan kertas koran.
Desa yang didatangi oleh kedua mahasiswa tersebut adalah desa lelembut yang bernama Desa Penari. Sudirman juga menjelaskan bahwa kedua mahasiswa yang berkunjung ke Desa Penari meninggal dunia.
Sejarah Rowo Bayu Banyuwangi berkaitan dengan sejarah Prabu Tawang Alun, Raja Kerajaan Blambangan. Dirangkum dari laman Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur, pada tahun 1767 ketika ekspedisi militer VOC datang ke Blambangan untuk membantu kerajaan ini melepaskan diri dari pengaruh kerajaan-kerajaan di Bali.
Baca Juga: Deretan Film Horor Hits Indonesia, Pecahkan Rekor hingga Go Internasional!
Hanya dalam waktu satu bulan, pasukan VOC mengalahkan pasukan Bali pada Februari 1867. Namun, ketenangan rakyat terusik empat bulan kemudian setelah Wong Agung Wilis, yaitu saudara tiri Pangeran Adipati Danuningrat (1736-1764), melakukan pemberontakan.